Anjuran Bersegera Berbuka Puasa

Silahkan share

Tak terasa kita telah berpuasa di hari ke-2 bulan Ramadhan. Bulan yang penuh dengan kesunahan dan berlipat balasan. Di antara kesunahan yang disampaikan langsung oleh Rasulullah SAW, adalah kesunahan menyegerakan berbuka puasa.

Kesunahan ini maklum diketahui oleh umat islam. Sehingga, bagi mereka yang menduga masih di jalan ketika waktu buka tiba, mereka telah menyiapkan air minum atau camilan untuk mendapat kesunahan berbuka. Tak hanya itu, menu berbuka meski sederhana juga tersedia di banyak masjid dan mushala. Bahkan akhir-akhir ini juga dibagikan di jalan raya.

Dalil menyegerakan berbuka

Ada banyak hadits yang menginformasikan anjuran Rasulullah SAW untuk menyegerakan berbuka.  Di antaranya yang diriwayatkan oleh Sahal bin Sa’ad ra., sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda:

لَا يَزَالُ النَّاسُ بِخَيْرٍ مَا عَجَّلُوْا الْفِطْرَ

“Manusia senantiasa dalam kebaikan selagi mereka menyegerakan berbuka.”

Para sahabat, seperti Abdullah bin Mas’ud ra juga menyegerakan berbuka puasa. Ketika Masyruq menanyakan perihal itu kepada Sayyidatina Aisyah RAH, Beliau RAH mengkonfirmasi bahwa hal serupa juga dilakukan oleh Rasulullah SAW.

Baca Juga  Masa Depan Media Pesantren: Refleksi Talkshow Media Di Acara Multaqo MPJ 2023 (4)

Dari berbagai riwayat tadi, cukup bagi kita untuk mengambil informasi, Rasulullah Saw. menyegerakan berbuka puasa. Keluarga dan para sahabat beliaupun mengikutinya.

Berbuka sewajarnya

Ada satu hal yang sering terlewat dari anjuran menyegerakan berbuka. Yaitu, berbuka sewajarnya. Menilik pada hadits, Rasulullah SAW tidak berlebih-lebihan dalam berbuka. Beliau SAW hanya berbuka dengan kurma dan air. Setelah itu beliau bersegera melakukan shalat Maghrib.

Ini perlu menjadi perhatian. Karena lazim terjadi menu berbuka melebihi menu makan di hari biasa. Ditambah kenikmatan menyantap sambil bercakap-cakap, tanpa sadar waktu Maghrib begitu saja lenyap. Niat hati mendapat kesunahan malah tertigallah kewajiban.

Dan, tak jarang karena terlalu banyak mengonsumsi makanan saat berbuka, ibadah-ibadah lainnya juga terlewatkan. Kondisi perut yang seharian menahan lapar, seakan kaget begitu berbebagai makanan tersantap. Alih-alih mendapat tambahan kekuatan untuk mengisi malam bulan Ramadhan dengan beribadah, yang di dapah hanya bermimpi indah.

Berdo’a segera setelah berbuka

Lazim kita dengar do’a yang dibaca setelah adzan maghrib di televisi saat bulan Ramadhan. Dalam beberapa literatur fiqh do’a itu dibaca segera setelah berbuka. Bukan sebelum berbuka. Sebagaimana yang ditulis oleh Sayyid Abu Bakar Syatha dalam I’anatu al-Thalibin (2/279)

Baca Juga  HISAB AWAL SYAWAL 1443 H.

وَيُسَنُّ أَنْ يَّقُوْلَ عَقِبَ الْفِطْرِ: اَللّٰهُمَّ لَكَ صُمْتُ، وَبِكَ آمَنْتُ، وَعَلى رِزْقِكَ أفْطَرْتُ، وَيَزِيْدُ – مَنْ أَفْطَرَ بِالْماَءِ -:  ذَهَبَ الظَّمَأُ، وَابْتَلَّتِ العُرُوقُ، وَثَبَتَ الْأَجْرُ، إِنْ شَاءَ اللهُ.

Disunnahkan setelaah berbuka mengucapkan: Allahumma laKa shumtu, wa biKa amantu, wa ‘alaa rizkiKa afthartu, bagi yang berbuka dengan air menambahkan dengan: dzahabadh dhamau wabtalatil ‘uruuqu wa tsabatal ajru insyaa-aLlah.

Waba’du; selamat melanjutkan ibadah puasa Ramadhan dan merengkuh berbagai kesunnahan di dalamnya. Semoga segala hal yang kita lakukan selama Ramadhan bernilai ibadah dan mendapat Ridha dari-Nya. Amin.

Referensi:
(1) Riyadhu al-Shalihin hlm. 347,
(2) I’anatu al-Thalibin Juz 2 hlm. 277-279,
(3) Nihayatu al-Zain hlm. 194