Meski diterjang isu-isu miring akhir-akhir ini, banyak orang tua masih memilih pondok pesantren sebagai tempat belajar putra putrinya. Pesantren masih diminati karena banyak hal yang ditawarkan. Kurikulum yang memadukan antara pelajaran agama dan umum, dan melatih kemandirian anak di antaranya.
Kesibukan orang tua, sehingga membuat mereka kurang waktu untuk mengontrol anak juga manjadi alasan lain mengapa mereka memilih pesantren untuk anak mereka. Sebelum memilih pesantren untuk anak mereka, tentu para orang tua perlu mempertimbangkan beberapa hal. Berikut beberapa hal yang bisa dipertimbangkan dalam memilih pesantren.
Pengasuh
Lazimnya pengasuh menjadi pertimbangan orang tua zaman dulu ketika memasukkan anaknya ke pesantren. Di masa sekarang, baiknya orang tua juga perlu mencari informasi pengasuh pesantren yang hendak ia pilihkan untuk anaknya. Riwayat pendidikan dan kehidupan pengasuh, keterlibatannya dalam perkembangan keilmuan, dan kiprahnya dalam masayarakat bisa dijadikan pertimbangan orang tua dalam memilih pesantren.
Mengapa ini perlu? Pengasuh pesantren akan menjadi tauladan utama bagi santri di pesantren tersebut. Orang tua tentu ingin mendapat suri tauladan yang baik untuk anaknya.
Kultur
Orang tua perlu mempertimbangkan kultur mereka dengan kultur pesantren yang mereka pilih. Misal orang tua yang berlatar belakang Nahdlatul Ulama (NU) idealnya memondokkan putra putrinya di pesantren NU. Ajaran dan amaliah di pesantren akan banyak sekali berdampak pada pembentukan kultur yang kelak melekat pada anak.
Mengingat tidak selamanya anak akan berada di pesantren. Kesesuaian kultur antara orang tua dan pilihan pesantren untuk putra putrinya akan mengurangi potensi konflik sosial antara orang tua, anak dan keluarganya di kemudian hari.
Kurikulum
Setiap pesantren menawarkan kurikulum yang berbeda. Ada pesantren yang berfokus pada kajian agama berbasis kitab kuning, dengan komposisi pelajaran agama lebih banyak dibanding pelajaran umum. Ada juga pesantren dengan komposisi pelajaran agama dan umum yang berimbang.
Setiap anak punya potensi yang berbeda antara satu dengan yang lain. Orang tua perlu mempertimbangkan kesesuaian potensi anak dengan kurikulum di pesantren. Dengan begitu potensi anak tidak menyelesaikan pendidikan di pesantren kerena ketidakmpuan belajar akan berkurang.
Biaya
Dalam kitab Ta’limu al-Muta’alim, biaya termasuk kebutuhan utama bagi pencari ilmu. Besaran biaya setiap pesantren tentu berbeda. Besar kecilnya biaya pesantren biasanya dipengaruhi oleh lokasi pesantren, sistem pembelajaran, tenaga pendidik dan sarana prasarana pesantren.
Memang, keberhasilan belajar di pesantren tidak melulu diukur dari fasilitas yang disediakan pesantren dan biaya yang dikeluarkan orang tua. Sehiangga, baiknya orang tua memastikan kondisi keuangannya cocok dengan biaya yang perlu dikeluarkan di pesantren pilihan.
Fasilitas dan Lingkungan
Fasilitas yang memadai seperti asrama, ruang kelas, tempat ibadah dan kamar mandi penting dalam sebuah pesantren. Selain itu, lingkungan yang bersih, aman, dan kondusif juga sangat berpengaruh pada kenyamanan dan kesehatan anak.
Orang tua perlu mengetahui fasilitas dan lingkungan pesantren yang hendak mereka pilih untuk anaknya. Orang tua bisa mencari informasi tentang pesantren yang hendak dipilih lewat media ataupun berkunjung langsung. Hal ini akan akan mengurangi keluhan dan penyesalan di kemudian hari.
Keamanan
Pesantren bukan tempat berkumpulnya semua orang baik. Pesantren adalah tempat orang-orang ingin berproses menjadi orang baik. Santri-santri yang belajar di pesantren berasal dari latarbelakang keluarga dan lingkungan yang berbeda. Mengetahui ini, potensi terjadi tindak kejahatan di pesantren pasti ada.
Orang tua perlu mencari tahu keamanan di pesantren yang hendak dipilih. Bagaimana pesantren tersebut melakukan pencegahan, dan menyelesaikan tindak kejahatan di dalamnya. Dengan begitu, orang tua akan tenang dan tidak khawatir yang berlebihan ketika anaknya sudah belajar di pesantren tersebut.
Lokasi
Pesantren yang berada di kota biasanya diuntungkan dengan akses transportasi yang mudah. Tapi, dibalik kemudahan itu, potensi santri untuk kabur dari dari pesantren juga mudah. Sebaliknya, pesantren yang terletak di pedesaan, transportasinya cenderung sulit dan potensi santri kabur juga sulit.
Tapi, pertimbangan lokasi bukan hanya soal transportasi saja. Kenyamanan sebuah pesantren juga sedikit banyak terpengaruh pada lokasinya. Oleh karena itu, orang tua perlu mempertimbangkan lokasi pesantren yang hendak dipilih. Untuk memudahkan dalam menjenguk santri dan kebutuhan mendesak lainnya.
Demikian tadi panduan ringkas dalam memilih pesantren. Di dunia ini tidak ada lembaga pendidikan yang benar sempurna sesuai dengan standar setiap orang tua. Namun, memilihkan pesantren yang nyaris ideal tentu masih bisa. Semoga panduan ini bermanfaat, dan para orang tua serta anak menemukan pesantren yang nyaris ideal sesuai harapan mereka.