AlFithrah

Hilal Shafar 1446 H. Terlihat di Al Fithrah Surabaya

Lajnah Falakiyah Pondok Pesantren Assalafi Al Fithrah kembali menggelar rukyat hilal bulan Shafar 1445 H. (05/08/2024). Rukyat dilaksanakan di lantai 7 gedung timur ponpes Al Fithrah. Rukyat diikuti oleh empat orang; Ust. Agus Saputra, Ust. Dzul Fikar, Habibi, dan Syaifuddin. Dua nama terakhir merupakan santri kelas XII PDF Ulya Al Fithrah.

Sejak atap lantai 5 gedung timur ponpes Al Fithrah selesai, LF Al Fithrah sudah lima kali melaksanakan rukyat awal bulan di sana. Rukyat awal bulan Rajab 1445, LF Al Fithrah berhasil melihat hilal di lokasi tersebut. Dan, yang terbaru LF Al Fithrah juga berhasil melihat hilal awal bulan Shafar 1446 H.

Berbekal alat theodolit, rukyat Shafar 1446 H. dimulai pada pukul 17.05 WIB. Berdasar data hisab ephimeris yang dihitung oleh LF Al Fithrah ghurub (saat matahari tenggelam) pukul 17:30 WIB, tinggi mar’i hilal 09° 33′ 01”, dan elongasi 11° 34′ 13”. Lama hilal di atas ufuk setelah ghurub 39 menit.

Berdasar data di atas, rukyat berlangsung hingga pukul 18.10 WIB. Dan, pada pukul 17.56 – 17.59 hilal berhasil terlihat dengan bantuan theodolit. Kondisi hilal terlentang, berwarna oranye. Sayangnya hilal tidak bisa dilihat dengan mata telanjang. Meski tidak bisa dilihat dengan mata telanjang, citra hilal berhasil didokumentasikan oleh tim LF Al Fithrah. Hasil rukyat ini selain dilaporkan ke pengurus ponpes Al Fithrah, juga dilaporkan pada Lajnah Falakiyah PBNU.

Terlihatnya hilal untuk kali ke dua ini tentu memantapkan ponpes Al Fithrah sebagai satu dari sekian tempat rukyat di Jawa Timur. Khususnya Surabaya, yang memang kesulitan untuk mencari lokasi yang bisa digunakan untuk melakukan rukyatul hilal. Harapan besar balai rukyat segera bisa digunakan untuk perukyat hilal dari luar, seiring proses pembangunan gedung timur ponpes Al Fithrah selesai.

LF Al Fithrah mengagendakan untuk melakukan rukyat setiap awal bulan Hijriyah. Tujuannya untuk menguji data hisab yang sudah digarap, menambah kemampuan dalam mengunakan alat yang ada, dan yang paling utama proses regenerasi.

Kapan Tanggal 1 Muharram 1446 H.?

Menyambut awal bulan Muharram 1446 H. dan tahun baru hijriyah, Lajnah Falikyah Al Fithrah merilis hasil hisab. Hisab ini berdasar metode Ephimeris, dengan koordinat Pondok Pesantren Assalafi Al Fithrah Surabaya. Selain hisab bermarkaz ponpes Al Fithrah, LF. Al Fithrah juga merilis hasil hisab awal bulan Muharram dengan lokasi ibu kota provinsi se-Indonesia.

Berdasarkan hasil hisab LF. Al Fithrah dengan markaz ponpes Al Fithrah Surabaya, Ijtimak bulan Dzulhijjah 1445 H, jatuh pada hari Sabtu Wage, 06 Juli 2024 M. pada pukul 05:55 WIB. Kondisi hilal di tanggal 29 Dzulhijjah 1445 H. / 06 Juli 2024 M. saat ghurub (matahari terbenam) pada pukul 17.25 WIB, tinggi 04° 19′ dari garis ufuk dan elongasi 07° 35′ dari posisi matahari. Lama hilal di atas ufuk 16 menit.

Kondisi hilal tertinggi saat matahari tenggelam berada di Banda Aceh, dengan ketinggian 05° 20′, elongasi 07° 47′ dan lama hilal di atas ufuk 24 menit. Posisi hilal berada di kisaran 27° dari arah barat menuju utara dan berada di sebelah utara matahari. Berdasar hasil hisab ini, kondisi dan posisi hilal berada di posisi Imkanu Ru’yat (mungkin dilihat). Sehingga potensi besar 1 Muharram 1446 H. jatuh pada Ahad Kliwon, 07 Juli 2024 M.

LF Al Fithrah sendiri akan mengadakan rukyat di ponpes Al Fithrah pada Sabtu sore (06/07/2024). Tepatnya di gedung baru sebelah timur, di lantai 6. Rukyat akan diikuti oleh tim LF Al Fithrah dan perwakilan santri kelas XII PDF Ulya. Pelajaran hisab awal bulan diajarkan di kelas XII PDF Ulya. Sehingga, kegiatan rukyat ini sebagai lanjutan dari pembelajaran hisab di kelas.

Unduh hasil hisab LF Al Fithrah
01 Muharram EPHIMERIS Al Fithrah
01 Muharram EPHIMERIS Indonesia

Panduan Memilih Pesantren Bagi Calon Wali Santri

Meski diterjang isu-isu miring akhir-akhir ini, banyak orang tua masih memilih pondok pesantren sebagai tempat belajar putra putrinya. Pesantren masih diminati karena banyak hal yang ditawarkan. Kurikulum yang memadukan antara pelajaran agama dan umum, dan melatih kemandirian anak di antaranya.

Kesibukan orang tua, sehingga membuat mereka kurang waktu untuk mengontrol anak juga manjadi alasan lain mengapa mereka memilih pesantren untuk anak mereka. Sebelum memilih pesantren untuk anak mereka, tentu para orang tua perlu mempertimbangkan beberapa hal. Berikut beberapa hal yang bisa dipertimbangkan dalam memilih pesantren.

Pengasuh

Lazimnya pengasuh menjadi pertimbangan orang tua zaman dulu ketika memasukkan anaknya ke pesantren. Di masa sekarang, baiknya orang tua juga perlu mencari informasi pengasuh pesantren yang hendak ia pilihkan untuk anaknya. Riwayat pendidikan dan kehidupan pengasuh, keterlibatannya dalam perkembangan keilmuan, dan kiprahnya dalam masayarakat bisa dijadikan pertimbangan orang tua dalam memilih pesantren.

Mengapa ini perlu? Pengasuh pesantren akan menjadi tauladan utama bagi santri di pesantren tersebut. Orang tua tentu ingin mendapat suri tauladan yang baik untuk anaknya.

Kultur

Orang tua perlu mempertimbangkan kultur mereka dengan kultur pesantren yang mereka pilih. Misal orang tua yang berlatar belakang Nahdlatul Ulama (NU) idealnya memondokkan putra putrinya di pesantren NU. Ajaran dan amaliah di pesantren akan banyak sekali berdampak pada pembentukan kultur yang kelak melekat pada anak.

Mengingat tidak selamanya anak akan berada di pesantren. Kesesuaian kultur antara orang tua dan pilihan pesantren untuk putra putrinya akan mengurangi potensi konflik sosial antara orang tua, anak dan keluarganya di kemudian hari.

Kurikulum

Setiap pesantren menawarkan kurikulum yang berbeda. Ada pesantren yang berfokus pada kajian agama berbasis kitab kuning, dengan komposisi pelajaran agama lebih banyak dibanding pelajaran umum. Ada juga pesantren dengan komposisi pelajaran agama dan umum yang berimbang.

Setiap anak punya potensi yang berbeda antara satu dengan yang lain. Orang tua perlu mempertimbangkan kesesuaian potensi anak dengan kurikulum di pesantren. Dengan begitu potensi anak tidak menyelesaikan pendidikan di pesantren kerena ketidakmpuan belajar akan berkurang.

Biaya

Dalam kitab Ta’limu al-Muta’alim, biaya termasuk kebutuhan utama bagi pencari ilmu. Besaran biaya setiap pesantren tentu berbeda. Besar kecilnya biaya pesantren biasanya dipengaruhi oleh lokasi pesantren, sistem pembelajaran, tenaga pendidik dan sarana prasarana pesantren.

Memang, keberhasilan belajar di pesantren tidak melulu diukur dari fasilitas yang disediakan pesantren dan biaya yang dikeluarkan orang tua. Sehiangga, baiknya orang tua memastikan kondisi keuangannya cocok dengan biaya yang perlu dikeluarkan di pesantren pilihan.

Fasilitas dan Lingkungan

Fasilitas yang memadai seperti asrama, ruang kelas, tempat ibadah dan kamar mandi penting dalam sebuah pesantren. Selain itu, lingkungan yang bersih, aman, dan kondusif juga sangat berpengaruh pada kenyamanan dan kesehatan anak.

Orang tua perlu mengetahui fasilitas dan lingkungan pesantren yang hendak mereka pilih untuk anaknya. Orang tua bisa mencari informasi tentang pesantren yang hendak dipilih lewat media ataupun berkunjung langsung. Hal ini akan akan mengurangi keluhan dan penyesalan di kemudian hari.

Keamanan

Pesantren bukan tempat berkumpulnya semua orang baik. Pesantren adalah tempat orang-orang ingin berproses menjadi orang baik. Santri-santri yang belajar di pesantren berasal dari latarbelakang keluarga dan lingkungan yang berbeda. Mengetahui ini, potensi terjadi tindak kejahatan di pesantren pasti ada.

Orang tua perlu mencari tahu keamanan di pesantren yang hendak dipilih. Bagaimana pesantren tersebut melakukan pencegahan, dan menyelesaikan tindak kejahatan di dalamnya. Dengan begitu, orang tua akan tenang dan tidak khawatir yang berlebihan ketika anaknya sudah belajar di pesantren tersebut.

Lokasi

Pesantren yang berada di kota biasanya diuntungkan dengan akses transportasi yang mudah. Tapi, dibalik kemudahan itu, potensi santri untuk kabur dari dari pesantren juga mudah. Sebaliknya, pesantren yang terletak di pedesaan, transportasinya cenderung sulit dan potensi santri kabur juga sulit.

Tapi, pertimbangan lokasi bukan hanya soal transportasi saja. Kenyamanan sebuah pesantren juga sedikit banyak terpengaruh pada lokasinya. Oleh karena itu, orang tua perlu mempertimbangkan lokasi pesantren yang hendak dipilih. Untuk memudahkan dalam menjenguk santri dan kebutuhan mendesak lainnya.

Demikian tadi panduan ringkas dalam memilih pesantren. Di dunia ini tidak ada lembaga pendidikan yang benar sempurna sesuai dengan standar setiap orang tua. Namun, memilihkan pesantren yang nyaris ideal tentu masih bisa. Semoga panduan ini bermanfaat, dan para orang tua serta anak menemukan pesantren yang nyaris ideal sesuai harapan mereka.

Yang Perlu Disiapkan Sebelum Mondok

Mondok, atau menempuh pendidikan di pesantren, adalah pengalaman yang mengubah hidup bagi banyak individu. Bagi sebagian orang, mondok merupakan langkah besar yang mengandung banyak harapan dan tantangan. Namun, sebelum memutuskan untuk mondok, ada beberapa hal yang harus disiapkan oleh calon santri dan wali santri. Beberapa hal ini berpengaruh terhadap bagaimana perjalanan santri selama di pondok, dan dampak yang ditimbulkan setelahnya.

Tujuan dan motivasi

Langkah pertama sebelum mondok adalah memastikan pemahaman yang kuat tentang tujuan dan motivasi calon santri dan wali santri. Mengapa calon santri ingin mondok? Mengapa orang tua ingin memondokkan anaknya? Apakah untuk mendalami agama, sekadar berburu ijazah atau hal lainnya?

Calon santri dan wali santri perlu memperjelas dalam menentukan tujuan dan motivasi mondok. Dengan begitu keduanya akan terbantu fokus meraih apa yang sudah direncanakan selama mengarungi waktu mondok.

Mental dan emosional

Mondok bukanlah perjalanan yang mudah. Hal ini memerlukan ketahanan mental dan emosional yang kuat untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan baru, menjalani jadwal yang ketat, dan menghadapi tantangan dalam proses pembelajaran.

Calon santri dan wali santri perlu menyiapkan diri secara mental dan emosional dengan membuka pikiran untuk pengalaman baru, mengembangkan kemampuan untuk beradaptasi, dan memperkuat ketahanan terhadap stres.

Komunikasi

Sebelum mondok, penting untuk memiliki komunikasi yang baik antara calon santri dan wali santri. Jangan sampai keinginan untuk mondok hanya dari satu pihak. Calon santri dan wali santri perlu berdiskusi untuk untuk menjawab satu pertanyaan penting, “mengapa harus mondok?”

Komunikasi yang terbuka dan jujur akan berpengaruh terhadap santri maupun wali santri selama perjalanan mondok berlangsung. Komunikasi ini harus terus berlanjut sebagai alat kontrol wali santri terhadap santri selama di pondok.

Adaptasi

Sebelum bulat keputusan untuk mondok, calon santri dan wali santri perlu untuk mencari tahu dan mempelajari kebiasaan dan aturan yang berlalu di bakal pondok yang akan ditempati.

Dengan begitu calon santri tidak akan mengalami culture shock. Sehingga santri tidak akan merasa tertekan serta terkejut ketika berhadapan dengan lingkungan dan budaya baru. Wali santri pun harus beradaptasi dengan kondisi baru anaknya. Sehingga tidak gampang panik sekaligus tidak gampang menyepelekan.

Kesiapan Fisik

Calon santri perlu menyiapkan diri secara fisik untuk menjalani kehidupan mondok yang mungkin lebih aktif dan lebih teratur dari kehidupan sehari-hari sebelumnya. Orang tua juga harus menyadari ketahanan fisik anaknya, sebelum memondokkannya.

Jangan sampai orang tua mengedepankan kepentingan pribadinya agar anaknya mondok, sehingga mengabaikan kondisi fisiknya. Dampaknya tentu bisa fatal. Apalagi di calon pondok anaknya, belum ada fasilitas yang mendukung kondisi fisik anaknya.

Finansial

Terakhir, nyaris semua proses belajar butuh finansial yang memadai, terlepas besar kecil nominalnya. Calon wali santri harus merencanakan dengan baik tentang biaya yang akan dikeluarkan, mulai biaya pendidikan, akomodasi, dan kebutuhan sehari-hari.

Calon santri juga perlu diajak berdiskusi terkait kebutuhan finansial yang mereka butuhkan. Bukan untuk membebani pikiran mereka, tapi lebih untuk menyiapkan mereka agar mengetahui antara kebutuhan pokok dan tidak. Sehingga biaya yang dikeluarkan saat mondok bisa terkendali.

Mondok adalah perjalanan yang penuh dengan pelajaran dan pengalaman berharga. Tentunya dengan persiapan yang matang sebelumnya, calon santri dan wali santri akan siap untuk menjalani setiap tahap perjalanan mondok dengan semangat yang tinggi. Semoga anda baik yang hendak menjadi santri atau wali santri, diberikan kesiapan yang baik, sehingga perjalan selama dipondok berbuah keberkahan, dan ilmu serta pengalaman yang didapat bermanfaat.

2 Hal Yang Sering Diabaikan Ketika Menghadiri Majlis Dzikir

Pada umumnya, semua orang yang menghadiri majlis dzikir, berharap mendapat kebaikan. Kebaikan ketika mengikuti acaranya, dan kebaikan yang mereka bawa pulang. Namun, ada 2 hal yang sering diabaikan. 2 hal ini berpotensi mengurangi kebaikan yang mereka dapat. Apa saja hal itu?

Berbagi tempat

Panitia penyelenggara majlis dzikir lazimnya berupaya menyediakan tempat yang nyaman bagi para hadirin. Lazimnya, lokasi sudah dibagi pula peruntukannya mana untuk laki-laki dan mana untuk perempuan. Untuk menjaga kontak keduanya, sehingga meminimalisir terjadinya batal wudhu’ atau hal lain yang tidak diinginkan.

Selain memperhatikan pengalokasian tempat, perlu dipertimbangkan juga untuk berbagi tempat dengan jama’ah yang lain. Sering, hal ini diabaikan. Banyak jama’ah hanya mengejar kenyamanan sendiri. Tentu hal ini ada pengecualian bagi jama’ah yang usianya sudah lanjut, atau memiliki anak balita yang butuh ruang gerak agar tidak merasa sesak. Keduanya butuh ruang lebih karena memang ada kebutuhan.

Menjaga Kebesihan

Panitia penyelenggara majlis dzikir, selain menyiapkan tim kebersihan, juga menyiapkan banyak tempat sampah. Tempat sampah di sebar di banyak titik lokasi. Tujuannya, agar jama’ah yang hadir segera membuang sampahnya ke tempat sampah setelah majlis usai. Tidak meninggalkannya begitu saja.

Di musim hujan utamanya, sampah yang tidak segera dibuang ke tempat sampah akan jadi masalah baru. Sampah makanan, bungkus makanan dan alas duduk akan sulit dibersihkan jika basah dan menempel di tanah atau paving. Terlebih jama’ah yang berlokasi di ruangan. Sering sampah mereka letakkan di sudut yang tak terjangkau mata. Keihlasan jama’ah untuk membuang sampahnya adalah bentuk kebaikan yang mereka dapat dari mengikuti majlis.

Menjadi Jama’ah Yang Baik

Penting untuk selalu mengingat tujuan menghadiri majlis dzikir. Sehingga dalam bermajlis tidak hanya kata-kata dari mulut atau gerakan tubuh yang mengikuti imam majlis, yang berbuah kebaikan. Di luar itu hendaknya kebaikan harus dicanangkan dalam diri selama dan setelah majlis berlangsung. Berbagi tempat dengan jama’ah yang lain, dan menjaga kebersihan lokasi majlis adalah kebaikan lain yang harus diperhatikan dalam menghadiri majlis dzikir.