Info

Anjuran Bersegera Berbuka Puasa dan Do’a Berbuka Puasa

Tak terasa kita akan menyelesaikan pekan pertama bulan Ramadhan. Bulan yang penuh dengan kesunahan dan ganjaran. Di antara kesunahan yang disampaikan langsung oleh Rasulullah SAW, adalah kesunahan menyegerakan berbuka puasa.

Dalil menyegerakan berbuka

Ada banyak hadits yang menginformasikan anjuran Rasulullah SAW untuk menyegerakan berbuka.  Di antaranya yang diriwayatkan oleh Sahal bin Sa’ad ra., sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda:

لَا يَزَالُ النَّاسُ بِخَيْرٍ مَا عَجَّلُوْا الْفِطْرَ

“Manusia senantiasa dalam kebaikan selagi mereka menyegerakan berbuka.”

Para sahabat, seperti Abdullah bin Mas’ud ra juga menyegerakan berbuka puasa. Ketika Masyruq menanyakan perihal itu kepada Sayyidatina Aisyah RAH, Beliau RAH mengkonfirmasi bahwa hal serupa juga dilakukan oleh Rasulullah SAW.

Menilik pada hadits yang lain, Nabi SAW tidak berlebih-lebihan dalam berbuka. Beliau SAW hanya berbuka dengan kurma  dan air. Setelah itu beliau bersegara melakukan shalat Maghrib.

Do’a setelah berbuka.

Banyak versi redaksi do’a setelah berbuka puasa yang tertulis di berbagai kitab. Di antara yang lazim kita dengar sebagai berikut;

اللّٰهُمَّ لَكَ صُمْتُ، وَبِكَ آمَنْتُ، وَعَلى رِزْقِكَ أفْطَرْتُ، ذَهَبَ الظَّمَأُ، وَابْتَلَّتِ العُرُوقُ، وَثَبَتَ الأجْرُ، إِنْ شَاءَ اللهُ

Allahumma laKa shumtu, wa biKa amantu, wa ‘alaa rizkiKa afthartu, dzahabadh dhamau wabtalatil ‘uruuqu wa tsabatal ajru insyaa-aLlah.

“Ya Allah, untuk-Mu aku telah berpuasa, kepada-Mu aku beriman, atas rezeki-Mu aku telah berbuka. Telah sirna rasa dahaga, urat-urat telah basah, dan (semoga) pahala telah ditetapkan, insyaaAllah.”

Setelah ditelusuri, redaksi do’a tadi terdapat dalam kitab Fathu al-Mu’in dan Nihayatu al-Zain. Waba’du; selamat melanjutkan ibadah puasa Ramadhan dan merengkuh berbagai kesunnahan di dalamnya. Semoga segala hal yang kita lakukan selama Ramadhan bernilai ibadah dan mendapat Ridha dari-Nya. Amin.

Referensi:

(1) Riyadhu al-Shalihin hlm. 347,

(2) I’anatu al-Thalibin Juz 2 hlm. 277-279,

(3) Nihayatu al-Zain hlm. 194

Wadhifah Shalawat di bulan Ramadhan

Di bulan Ramadhan, Hadrotusy Syaikh KH. Achmad Asrori al-Ishaqi menuntunkan para murid, santri dan jama’ahnya untuk membaca tiga shalawat; Habibil Mahbub, Thibbil Qulub dan Qad Dlaqat.

اَللّٰــهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، الْحَبِيْبِ الْمَحْبُوْبِ شَافِى الْعِلَلِ وَمُفَرِّجِ الْكُرُوْبِ وَعَلٰى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلِّمْ

Allahumma shalli ‘alaa sayyidinaa Muhammadin, al-habiibil mahbuubi, syaafil ilali wa mufarrijil kuruub, wa ‘alaa aalihi washahbihi wa sallim.

اَللّٰـــهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، طِبِّ الْقُلُوْبِ وَدَوَائِهَا، وَعَافِيَةِ الْأَبْدَانِ وَشِفَائِهَا، وَنُوْرِ الْأَبْصَارِ وَضِيَائِهَا، وَقُوْتِ الْأَرْوَاحِ وَغِدَائِهَا، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلِّمْ

Allahumma shalli ‘alaa sayyidinaa Muhammadin, thibbil quluubi wa dawaa-ihaa, wa ‘aafiyatil abdaani wa syifaa-ihaa, wa nuuril abshaari wa dliyaa-ihaa, wa quutil arwaahi wa ghidaa-ihaa, wa ‘alaa aalihi washahbihi wa sallim.

اَللّٰـــهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، قَدْ ضَاقَتْ حِيْلَتِيْ، أَدْرِكْنِيْ وَأَغِثْنِيْ يَا رَسُوْلَ اللهِ

Allahumma shalli ‘alaa sayyidinaa Muhammadin, qad dlaaqat hiilatii, adriknii wa aghitsnii yaa Rasuulallah.

Ketiga shalawat ini dianjurkan dibaca masing-masing 100 kali setiap harinya. Dan, dibaca masing-masing 1.000 kali setiap malam Jum’at. Ketiganya dibaca sepanjang bulan Ramadhan, mulai malam 1 Ramadhan hingga Ramadhan usai.

Referesi: al-Nafahaat hlm 59-60 dan 64

Salam Menyambut Datangnya Bulan Ramadhan

Menyambut malam pertama bulan Ramadhan, Hadrotusy Syaikh KH. Achmad Asrori al-Ishaqy ra. menuntunkan serangkaian bacaan yang ditulis oleh Sayyidinaa Syaikh Abdul Qadir al-Jilani dalam kitab al-Ghunyah Lithaalibii Thariiqi al-Haqqi, juz 2 hlm. 27

اَلسَّلاَمُ عَلَيْكِ يَا شَهْرَ الصِّيَامِ

Assalamu’alaiki yaa syahrash shiyaam

Salam bagimu wahai bulan puasa

اَلسَّلاَمُ عَلَيْكِ يَا شَهْرَ الْقِيَامِ

Assalamu’alaiki yaa syahral qiyaam

Salam bagimu wahai bulan yang malamnya untuk beribadah

اَلسَّلاَمُ عَلَيْكِ يَا شَهْرَ اْلاِيْمَانِ

Assalamu’alaiki yaa syahral iimaan

Salam bagimu wahai bulan iman

اَلسَّلاَمُ عَلَيْكِ يَا شَهْرَ الْقُرْأَنِ

Assalamu’alaiki yaa syahral qiyaam

Salam bagimu wahai bulan yang di dalamnya al-Qur’an diturunkan

اَلسَّلاَمُ عَلَيْكِ يَا شَهْرَ اْلاَنْوَارِ

Assalamu’alaiki yaa syahral anwar

Salam bagimu wahai bulan yang penuh cahaya

اَلسَّلاَمُ عَلَيْكِ يَا شَهْرَ الْمَغْفِرَةِ وَالْغُفْرَانِ

Assalamu’alaiki yaa syahral maghfirati wal ghufraan

Salam bagimu wahai bulan yang penuh ampunan

اَلسَّلاَمُ عَلَيْكِ يَا شَهْرَ الدَّرَجَاتِ وَالنَّجَاتِ مِنَ الدَّرَكَاتِ

Assalamu’alaiki yaa syahrad darajaati minad darakaat

Salam bagimu wahai bulan untuk menaikkan derajat dan keselamatan dari derjat yang rendah

اَلسَّلاَمُ عَلَيْكِ يَا شَهْرَ التَّائِبِيْنَ الْعَابِدِيْنَ

Assalamu’alaiki yaa syahrat taaibiinal ‘aabidiina

Salam bagimu wahai bulannya orang-orang yang bertaubat dan beribadah

اَلسَّلاَمُ عَلَيْكِ يَا شَهْرَ الْعَارِفِيْنَ

Assalamu’alaiki yaa syahral ‘aarifiina

Salam bagimu wahai bulannya orang-orang yang ma’rifat

اَلسَّلاَمُ عَلَيْكِ يَا شَهْرَ الْمُجْتَهِدِيْنَ

Assalamu’alaiki yaa syahral ‘mujtahidiin

Salam bagimu wahai bulannya orang-orang yang bersungguh-sungguh

اَلسَّلاَمُ عَلَيْكِ يَا شَهْرَ اْلأَمَانِ

Assalamu’alaiki yaa syahral ‘amaan

Salam bagimu wahai bulan yang aman

 كُنْتِ لِلْعَاصِيْنَ حَبْسًا وَلِلْمُتَّقِيْنَ اُنْسًا

Kunti lil’aashiina habsaan wa lilmuttaqiina unsaan

Engkau adalah penjara bagi orang-orang yang bermaksiat dan kesenangan bagi orang-orang yang bertaqwa.

اَلسَّلاَمُ عَلَى اْلقَنَادِيْلِ وَالْمَصَابِيْحِ الزَّاهِرَةِ وَالْعُيُوْنِ السَّاهِرَةِ وَالدُّمُوْعِ الْهَاطِلَةِ،  وَالْمَحَارِيْبِ الْمُتَعَطِّرَةِ وَاْلعِبْرَاتِ الْمُنْسَكِبَةِ الْمُتَفَطِّرَةِ، وَاْلاَنْفَاسِ الصَّاعِدَةِ مِنَ الْقُلُوْبِ الْمُحْتَقِرَةِ

Assalamu’alaiki ‘alaal qanaadiili wal mashaabiihiz zaahirati wal ‘uyuunis saahirati wad dumuu’il haathilati, wal mahaariibil muta’athirati wal ‘ibraatil munsakibatil mutafaththirati, wal anfaasish shaa’idati, minal quluubil muhtaqirati.

Salam bagi pelita yang bersinar, mata-mata yang terjaga, airmata yang terus menetes, mihrab-mihrab yang semerbak mewangi, airmata yang tumpah, dan nafas-nafas yang naik dari hati yang hina.

اَللّٰهُمَّ اجْعَلْنَا مِمَّنْ قَبِلْتَ صِيَامَهُمْ وَصَلاَتَهُمْ وَبَدَّلْتَ سَيِّئَاتِهِ بِحَسَنَاتِهِ، وَاَدْخَلْتَهُ بِرَحْمَتِكَ فِى جَنَّاتِكَ، وَرَفَعْتَ دَرَجَاتِهِ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الراَّحِمِيْنَ  

Allahummaj’alnaa mimman qabilta shiyaamahum wa shalaatahum wa baddalta sayyiaatihi bihasanaatihi, waadkhaltahu birahmatika fii jannatika, warafa’ta birahmatika yaa arhamarraahimiin.

Ya Allah, jadikanlah kami orang-orang yang Engkau terima puasa dan sholatnya, yang Engkau ganti kejelekannya dengan kebaikanya, yang Engkau masukkan ke dalam surga-Mu dengan rahmat-Mu, dan yang Engkau angkat derajatnya, dengan rahmat-Mu wahai Dzat Yang Maha Asih.

Do’a ini biasa dibaca Hadrotusy Syaikh, pada malam 1 Ramadhan ba’da Maghrib. Beliau membacanya seperti menalqin, beliau membaca beberapa lafadz, lalu para jama’ah menirukannya.

Refrensi: Kantor Thoriqoh Pusat Al Qodiriyyah Wan Naqsyabandiyyah Al Utsmaniyyah

Yang Perlu Diperhatikan Jama’ah Selama di Maktab

Di setiap penyelenggaraan Haul Akbar Al Fithrah, panitia selalu menyediakan tempat menginap bagi jama’ah yang hadir. Tugas ini ditangani oleh tim maktab. Di Haul Akbar Al Fithrah 2023, tim maktab telah menyediakan 837 rumah dengan kapasitas 16.305 orang.

Rumah-rumah itu merupakan milik warga di sekitar ponpes Al Fithrah. Beberapa rumah, baru dijadikan maktab di tahun ini. Adanya rumah-rumah baru ini tak lantas ada penambahan jumlah rumah yang bisa dijadikan maktab dari tahun-tahun sebelumnya.

Informasi dari tim maktab, ada beberapa rumah yang dulunya dijadikan maktab, tahun ini tidak bersedia lagi ditempati. Beberapa pemilik rumah beralasan bertambahnya jumlah keluarga, sehingga rumahnya tidak lagi bisa menjadi maktab.

Jama’ah yang tidak bisa menjaga kebersihan dan perilaku selama di maktab menjadi alasan lain pemilik rumah tidak bersedia lagi ditempati maktab. Untuk alasan ini, tentu jama’ah yang hendak menempati harus menjaga laku selama di maktab.

Adab bertamu

Dalam kitab Jami’u al-Jawaami’ juz 1 halaman 372, ada hadits Nabi Saw., yang artinya “Ketika tamu datang pada suatu kaum, maka ia datang dengan membawa rezekinya. Ketika ia keluar dari kaum, maka ia keluar dengan membawa pengampunan dosa bagi mereka,”

Agar bertamu menghasilkan hal yang baik, tentu harus memperhatikan adab dalam bertamu. Di antara adab bertamu adalah, berpamitan pada pemilik rumah ketika hendak keluar rumah, duduk di selain tempat yang searah dengan kamar perempuan, dan menghindari memandang tempat keluarnya makanan. (Mughni al-Muhtaj, hlm. 412)

Bagi tamu yang menginap, hadits Nabi Saw. yang satu ini perlu diingat, “perjamuan untuk tamu itu sampai tiga hari, lebih dari itu, jamuan merupan sedekah, Tidak boleh bagi tamu untuk menginap di suatu rumah hingga ia menyusahkannya (pemilik rumah).” (Muwatha’, hlm. 335)

Menjadi tamu yang baik

Dari hadits dan maqalah di atas, poin penting dalam bertamu atau menginap di rumah seseorang adalah menjaga kenyamanan dan privasi tuan rumah beserta keluarganya. Hal ini terlepas dari ketidak nyamanan tamu karena laku tuan rumah. Sebagimana keterangan Ulama’, adab yang baik adalah tentang apa yang kita lakukan pada orang lain, bukan sebaliknya.

Semoga pemilik rumah yang dijadikan maktab dan jama’ah yang menginap di maktab sama mendapat keberkahan dan tercatat sebagai hamba yang saling memuliakan saudaranya

Info maktab Haul Akbar: http://alkhidmah.or.id/maktab

Kebersihan Lokasi Haul: Tanggung Jawab Bersama

Menyambut Haul Akbar Al Fithrah 2023, tim kebersihan telah menyiapkan cukup banyak tong sampah. Pada haul edisi ini, tim kebersihan terdiri santri, Ukhsafi, dan Copler Community harus berkhidmah ekstra.

Haul terakhir diselenggarakan dalam skala besar di tahun 2019. 3 tahun kerinduan menghadiri haul tentu akan menimbulkan membludaknya jama’ah yang hadir. Yang juga berarti akan banyak sekali sampah yang bakal menumpuk.

Masih menjadi PR yang belum terpecahkan, menumbuhkan kesadaran para jama’ah yang menghadiri haul, majlis dzikir atau semacamnya untuk ikut andil menjaga kebersihan baik ketika di lokasi haul maupun ketika meninggalkan lokasi haul. Padahal, seruan untuk menjaga kebersihan sudah sering didengungkan lewat pengeras suara atau poster yang ditempel di sekitar lokasi haul.

Agak ironis memang, kehadiran para jama’ah mengikuti haul, majlis dzikir atau semacamnya di antaranya menyucikan hati yang merupakan kebersihan rohani. Tapi, di saat yang sama tidak memperhatikan kebersihan jasmani, yakni kebersihan lokasi haul.

Dalil menjaga kebersihan

Dalam Al-Qur’an banyak sekali ayat yang menyinggung tentang kebersihan. Baik itu kebersihan secara jasmani ataupun rohani. Diantaranya surat al-Baqarah ayat 222 yang artinya, “Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertobat, dan menyukai orang-orang yang menyucikan diri.”

Dalam kitab Ihya’ Ulumiddin juz 1 halaman 125 disebutkan hadits Nabi Saw yang artinya, “pembuka sholat adalah kesucian.” Dalam kitab al-Adabu al-Islamiyyah juz 1 halaman 25 disebutkan bahwa menjaga kebersihan merupakan pokok segala hal yang baik.

Ikut berkhidmah menjaga kebersihan lokasi majlis

Dari dalil-dalil tersebut bisa disimpulkan, dalam beribadah kehadirat Allah Swt. badan, pakaian dan tempat yang akan kita gunakan dituntut untuk bersih lagi suci. Hadirnya para jama’ah dalam haul, majlis dzikir atau semacamnya tentu merupakan wujud beribadah kepada Allah Swt. Oleh sebab itu kebersihan lokasi ibadah tentunya bukan hanya tanggung jawab  panitia saja.

Panitia sudah berkhidmah menyediakan tempat yang bersih bagi jama’ah. Semua jama’ah yang hadir pun bisa ikut andil dalam berkhidmah menjaga lokasi haul tetap bersih selama haul, terlebih setelah haul. Setidaknya jama’ah bisa berkhidmah membuang sampah alas, dan bungkus makanan masing-masing ke tempat yang sudah disediakan. Semoga keikut sertaan jama’ah berkhidmah menjaga kebersihan lokasi majlis menambah catatan amal baik.