Info

FESTBA 2024: Festival Turats dan Bahasa

Pondok Pesantren Assalafi Al Fithrah adalah salah satu pesantren besar di Surabaya. Pondok Pesantren Assalafi Al Fithrah Surabaya memperingati miladnya ke-38 tahun pada tahun ini. Penentuan tahun milad ini adalah berdasarkan perjalanan Hadratusy Syaikh Romo KH. Ahmad Asrori Al-Ishaqi. Dalam memperingati Milad ke-38 Al Fithrah, PDF Ulya Al Fithrah Surabaya selenggarakan FESTBA 2024: Festival Turats dan Bahasa, lomba tingkat pelajar se-Jawa Timur. Tema FESTBA 2024 kali ini adalah “Raih Prestasi Rekatkan Silaturrahmi”.

Kategori Lomba
FESTBA 2024 memiliki enam kategori lomba,
1. Baca Kitab Fathul Qorib
2. Hafalan Nadzom Alfiyah
3. Hafalan Nadzom Aqidatul Awam
4. Qishoh Araby
5. Story Telling
6. Lalaran Nadzom Aqidatul Awam atau Alfiyah

Pelaksanaan
FESTBA 2024 akan dilaksanakan pada:
Hari/Tanggal : Sabtu, 28 Desember 2024
Waktu : 07.00 WIB – selesai
Tempat : Pondok Pesantren Assalafi Al Fithrah Surabaya
Kuota : 20 peserta

Ketentuan Khusus
FESTBA 2024 memiliki ketentuan sebagai berikut,
a. Peserta bersifat utusan dari lembaga pesantren atau pendidikan umum se-Jawa Timur
b. Peserta berusia antara 15-18 tahun
c. Setiap lembaga hanya boleh mendelegasikan satu peserta per cabang lombanya
d. Setiap lembaga hanya boleh mendelegasikan satu pendamping lomba
e. Peserta wajib mengupload/mengunggah twibbon yang tersedia di link website https://twibbo.nz/fsetba2024paf ke akun Instagram pribadi atau lembaga dan menandai/men-tag instagram @alfithrah_pdfulya
f. Ketentuan lebih lanjut terkait petunjuk teknis dan pendaftaran bisa diakses di link https://linktr.ee/festba.alfithrah

Fasilitas
Fasilitas yang disediakan oleh panitia FESTBA 2024
a. Tempat penginapan atau ruang transit
b. Ruang merokok di area penginapan (pesantren Al Fithrah bebas dari asap rokok)
c. Konsumsi makan siang untuk peserta

Kontak
Informasi tentang FESTBA 2024
08710810080 (Ust. Rully)
085876962493 (Ust. Zakki)

Filosofi Logo Hari Santri

Kemenag Republik Indonesia kembali meluncurkan logo Hari Santri 2023. Mengusung tema Jihad Santri Untuk Negeri, logo ini diluncurkan Jumat, 6 Oktober 2023. Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas langsung meluncurkan logo ini di Auditorium HM Rasjidi, Gedung Kementerian Agama, Jakarta.

“Pada peringatan tahun ini, kita usung semangat Jihad Santri Jayakan Negeri,” kata Menag Yaqut di Jakarta, Jumat (6/10/2023). “Melalui tema ini, kami ajak para santri untuk terus berjuang membangun kejayaan negeri dengan semangat jihad intelektual di era transformasi digital,” imbuhnya.

Selain merilis logo Hari Santri 2023, Kemenag RI juga merilis makna dan filosofi logo ini. Logo ini terdiri atas gambar dan simbol berupa: bendera merah putih dan api berkobar, jaringan digital, empat pilar, titik di atas empat pilar, simbolisasi huruf Nun, dan goresan tinta. Logo didesain dengan lima warna, yaitu merah, putih, hijau, orange, dan biru.

Makna dan Filosofinya Hari Santri 2023

Ada enam elemen utama dalam logo Hari Santri 2023, berikut urainnya.

  • Kobaran api nasionalisme

Rasa cinta tanah air, adalah semangat yang dalam dada setiap santri. “Hubbul wathan mina iman” (rasa cinta adalah bagian dari iman), adalah kobaran api yang selalu menyala.

  • Teknologi digital

Tantangan hari ini yang harus dijawab oleh santri adalah, kemajuan teknologi digital. Santri hari ini, harus mengembangkan pengetahuannya untuk mengikuti transformasi teknologi digital.

  • 4 pilar kebangsaan

Indonesia dibangun diatas 4 pilar kebangsaan: Pancasila, UUD 1945, Bhineka Tunggal Ika serta Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)

  • Santri menjaga negeri

Santri senantiasa siaga menjaga 4 pilar kebangsaan, inilah komitmen dan jiwa nasionalisme yang dimiliki oleh para santri.

  • Simbolisasi “Nun”

Dalam Islam, jelas sekali huruf “Nun” berdiri sendiri sebagai pembuka surat Al Qalam, yang disimbolkan dengan tempat tinta, lalu disusul ada kalam dan tempat menulisnya sebagai mana disebutkan dalam ayat: “Nuun wal-qalami wa maa yasthuruun”. Ini bermakna, “Nun” sebagai simbol pengetahuan.

  • Goresan Tinta.

Tantangan hari ini yang harus dijawab oleh santri adalah, kemajuan teknologi digital. Santri hari ini, harus mengembangkan pengetahuannya untuk mengikuti transformasi teknologi digital.

Ada lima warna dalam komposisi logo, yaitu merah, putih, hijau, orange, dan biru. Warna merah mencerminkan semangat yang menyala dalam berjuang. Warna putih melambangkan kesucian dan kemurnian.

Warna hijau sering dikaitkan dengan Islam dan warna ini mencerminkan nilai‑nilai agama, kedamaian, dan pertumbuhan. Warna orange menciptakan kontras dan eceriaan, menggambarkan semangat, antusiasme, dan energi dalam upaya memajukan negeri. Warna biru adalah lambang kecerdasan dan kebijaksanaan.

Link download Logo Hari Santri 2023

dfn

Meremajanya Jama’ah Yang Menghadiri Majlis Dzikir

Manaqib, dzikir, shalawat, kata-kata itu yang pasti pertama kali muncul ketika Al Khidmah disebutkan. Sebuah perkumpulan yang dirintis dan dibentuk oleh Hadratusy Syaikh KH. Achmad Asrori al-Ishaqy – Allahu yarhamuhu -. Yai Asrori menuntun perkumpulan ini untuk berkegiatan yang telah diamalkan oleh para Guru Thariqah atau para Ulama’ Al Salafu al-Shaleh.

Kegiatan-kegiatan seperti ini betahun lalu lazimnya didominasi oleh jama’ah dengan usia di atas 30 tahunan. Dalam perkembanganya, sepeninggal Yai Asrori, jama’ah yang hadir di kegiatan ini semakin banyak dari kalangan remaja. Sebagian ikut karena diajak atau dikenalkan oleh orang tuanya, sebagian lagi oleh temannya.

Dan, di zaman informasi semakin bebas menyebar, kehadiran para ramaja dalam majlis yang diselenggarakan oleh Al Khidmah ini semakin menjadi. Adalah putra-putri Yai Asrori yang melanjutkan estafet perjuangan, jama’ah dan amaliyah Yai Asrori.

Lewat Ukhsafi yang mengumpulkan santri Al Fithrah – pondok yang didirikan Yai Asrori – baik yang masih aktif, lulusan ataupun yang hanya sehari mukim lalu boyong, dan Copler Community yang mengumpulkan anak-anak muda dari berbagai latar belakang. Kedua rombongan ini meremajakan usia jama’ah yang menghadiri majlis-majlis dzikir.

Lewat mereka majlis dzikir menjadi daya tarik tersendiri. Segala bentuk aktivitas yang mereka unggah di media sosial – apapun niat awalnnya – di majlis-majlis dzikir yang mereka ikuti menjadi magnet bagi pengguna media sosial yang lain.

Mulanya kehadiran jama’ah baru dari kalangan remaja bisa jadi hanya rasa penasaran. Seiring waktu rasa penasaran itu tumbuh menjadi kecintaan dan kebutuhan. Hal ini, bisa dilihat dari semakin banyaknya unggahan yang berisi ajakan hingga kabar hadirnya para pengguna media sosial dari kalangan remaja di majlis dzikir.

Perkembangan ini tentu seirama dengan yang didawuhkan oleh Yai Asrori. Yai Asrori sering menyampaikan agar para orang tua untuk mengajak putra-putrinya menghadiri majlis dzikir. Beliau juga megajak para pengelola lembaga pendidikan, untuk mengadakan haul para pendirinya. Mengajak para santri atau siswanya untuk berkirim do’a kepada para pendirinya.

Pendidikan secara dhahir berupa kegiatan belajar mengajar perlu ditopang dengan pendidikan batin, berupa dzikir dan shalawat yang dibungkus dalam majlis-majlis dzikir. Tujuannya untuk melatih kepekaan hati santri, siswa dan  remaja umumnya, bahwa dimanapun mereka beraktifitas Allah mengawasi mereka, dan untuk beribadah kepadanyalah mereka diciptakan.

dfn

Anjuran Bersegera Berbuka Puasa dan Do’a Berbuka Puasa

Tak terasa kita akan menyelesaikan pekan pertama bulan Ramadhan. Bulan yang penuh dengan kesunahan dan ganjaran. Di antara kesunahan yang disampaikan langsung oleh Rasulullah SAW, adalah kesunahan menyegerakan berbuka puasa.

Dalil menyegerakan berbuka

Ada banyak hadits yang menginformasikan anjuran Rasulullah SAW untuk menyegerakan berbuka.  Di antaranya yang diriwayatkan oleh Sahal bin Sa’ad ra., sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda:

لَا يَزَالُ النَّاسُ بِخَيْرٍ مَا عَجَّلُوْا الْفِطْرَ

“Manusia senantiasa dalam kebaikan selagi mereka menyegerakan berbuka.”

Para sahabat, seperti Abdullah bin Mas’ud ra juga menyegerakan berbuka puasa. Ketika Masyruq menanyakan perihal itu kepada Sayyidatina Aisyah RAH, Beliau RAH mengkonfirmasi bahwa hal serupa juga dilakukan oleh Rasulullah SAW.

Menilik pada hadits yang lain, Nabi SAW tidak berlebih-lebihan dalam berbuka. Beliau SAW hanya berbuka dengan kurma  dan air. Setelah itu beliau bersegara melakukan shalat Maghrib.

Do’a setelah berbuka.

Banyak versi redaksi do’a setelah berbuka puasa yang tertulis di berbagai kitab. Di antara yang lazim kita dengar sebagai berikut;

اللّٰهُمَّ لَكَ صُمْتُ، وَبِكَ آمَنْتُ، وَعَلى رِزْقِكَ أفْطَرْتُ، ذَهَبَ الظَّمَأُ، وَابْتَلَّتِ العُرُوقُ، وَثَبَتَ الأجْرُ، إِنْ شَاءَ اللهُ

Allahumma laKa shumtu, wa biKa amantu, wa ‘alaa rizkiKa afthartu, dzahabadh dhamau wabtalatil ‘uruuqu wa tsabatal ajru insyaa-aLlah.

“Ya Allah, untuk-Mu aku telah berpuasa, kepada-Mu aku beriman, atas rezeki-Mu aku telah berbuka. Telah sirna rasa dahaga, urat-urat telah basah, dan (semoga) pahala telah ditetapkan, insyaaAllah.”

Setelah ditelusuri, redaksi do’a tadi terdapat dalam kitab Fathu al-Mu’in dan Nihayatu al-Zain. Waba’du; selamat melanjutkan ibadah puasa Ramadhan dan merengkuh berbagai kesunnahan di dalamnya. Semoga segala hal yang kita lakukan selama Ramadhan bernilai ibadah dan mendapat Ridha dari-Nya. Amin.

Referensi:

(1) Riyadhu al-Shalihin hlm. 347,

(2) I’anatu al-Thalibin Juz 2 hlm. 277-279,

(3) Nihayatu al-Zain hlm. 194

Wadhifah Shalawat di bulan Ramadhan

Di bulan Ramadhan, Hadrotusy Syaikh KH. Achmad Asrori al-Ishaqi menuntunkan para murid, santri dan jama’ahnya untuk membaca tiga shalawat; Habibil Mahbub, Thibbil Qulub dan Qad Dlaqat.

اَللّٰــهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، الْحَبِيْبِ الْمَحْبُوْبِ شَافِى الْعِلَلِ وَمُفَرِّجِ الْكُرُوْبِ وَعَلٰى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلِّمْ

Allahumma shalli ‘alaa sayyidinaa Muhammadin, al-habiibil mahbuubi, syaafil ilali wa mufarrijil kuruub, wa ‘alaa aalihi washahbihi wa sallim.

اَللّٰـــهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، طِبِّ الْقُلُوْبِ وَدَوَائِهَا، وَعَافِيَةِ الْأَبْدَانِ وَشِفَائِهَا، وَنُوْرِ الْأَبْصَارِ وَضِيَائِهَا، وَقُوْتِ الْأَرْوَاحِ وَغِدَائِهَا، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلِّمْ

Allahumma shalli ‘alaa sayyidinaa Muhammadin, thibbil quluubi wa dawaa-ihaa, wa ‘aafiyatil abdaani wa syifaa-ihaa, wa nuuril abshaari wa dliyaa-ihaa, wa quutil arwaahi wa ghidaa-ihaa, wa ‘alaa aalihi washahbihi wa sallim.

اَللّٰـــهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، قَدْ ضَاقَتْ حِيْلَتِيْ، أَدْرِكْنِيْ وَأَغِثْنِيْ يَا رَسُوْلَ اللهِ

Allahumma shalli ‘alaa sayyidinaa Muhammadin, qad dlaaqat hiilatii, adriknii wa aghitsnii yaa Rasuulallah.

Ketiga shalawat ini dianjurkan dibaca masing-masing 100 kali setiap harinya. Dan, dibaca masing-masing 1.000 kali setiap malam Jum’at. Ketiganya dibaca sepanjang bulan Ramadhan, mulai malam 1 Ramadhan hingga Ramadhan usai.

Referesi: al-Nafahaat hlm 59-60 dan 64