Kajian Al Muntakhobat: Mensuritauladani Rasulullah Saw.

Silahkan share

Di penghujung bulan November lalu, Majelis Kebersamaan dalam Kajian dan Pembahasan Ilmiah (MKPI) Pondok Pesantren Assalafi Al Fithrah Surabaya kembali menyelenggarakan kajian Kitab al-Muntakhobat. Dr. H. Nur Kholis, Lc, dosen Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Al Fithrah dan Ma’had ‘Aly Al Fithrah diundang oleh MKPI untuk menjadi narasumber dalam kajian ini.

Berpegang Teguh pada Aturan Allah dan Mensuritauladani Rasulullah Saw., dipilih sebagai topik utama dengan sumber utama kitab al-Muntakhobat, karya Hadrotusy Syaikh KH. Achmad Asrori al-Ishaqy ra. Topik utama masih berkesinambungan dengan topik di kajian sebelumnya; bermimpi bertemu Nabi Saw.

Dalam kitab al-Muntakhobat, Kiai Asrori merumuskan bahwa ada dua perintah Allah Swt yang utama, yang dari dua perintah itu bercabang ke perintah-perintah yang lain. Pertama, berpegang teguh pada Allah Swt dan segala sesuatu yang berasal dari-Nya. Kedua, mengikuti segala bentuk hal yang datang dari Rasulullah Saw. Dua perintah ini saling terhubung, mengingat apa yang Rasulullah sampaikan dan contohkan tidak mungkin bertentangan dengan perintah pertama.

Baca Juga  AL KHIDMAH ASEAN ADALAH TUNTUTAN

“Jangan sampai mempertanyakan (keabsahan) apa yang telah Rasul sampaikan,” tegas Ust. Kholis. “Hadlratusy Syaikh mengajarkan kita totalitas. Imani dan ikuti!” lanjut dosen yang menempuh pendidikan setara S-1 nya di Yaman.

Pernyataan ini disampaikan agar tidak ada keraguan sedikitpun bahwa segala hal yang disampaikan dan dicontohkan oleh Nabi Saw, adalah penjabaran dari firman-firman Allah Swt yang disampaikan pada beliau dan terkodifikasikan dalam al-Qur’an.

Suatu waktu, Syaikh Imran bin Husain ra. ketika memberikan ceramah dan mengajarkan suluk kepada santrinya, ditanya oleh seseorang, “Kenapa kamu menjelaskan sesuatu yang tidak ada dalam Al-Qur’an?”

“Bukankah engkau telah membaca al-Qur’an dan di sana tidak kau jumpai bahwa sholat Isya’ ada empat rakaat, Maghrib tiga rakaat, Subuh dua rakaat, Dhuhur dan Ashar empat rakaat? Bukankah engkau mempelajarinya dari kami? sedangkan kami mempelajarinya dari Rasulullah SAW” jelas Syaikh Imran pada penanya itu.

Dalam sebuah Hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhori dan Imam Muslim, Rasulullah Saw menuturkan: “Apapun yang aku larang maka jauhilah dan apapun yang aku perintahkan maka lakukanlah semampu kalian. Sesungguhnya sesuatu yang telah membinasakan umat sebelum kalian adalah karena mereka banyak bertanya dan tidak patuh pada Nabi-nabi mereka.”

Baca Juga  Al Fithrah Terima Kunjungan dari Fed Uni dan Unair

Hadits ini kiranya cukup menjadi penegasan oleh Nabi Saw., bahwa apa yang datang dari beliau tidak lain dan tidak bukan bersumber pada Allah Swt. Berupa wahyu, baik yang terhimpun dalam al-Qur’an ataupun pada yang kita kenal dengan Hadits Qudsi.

Dalam al-Muntakhobat, Kiai Asrori menegaskan hal mendasar ini. Mengingat dalam al-Muntakhobat, begitu banyak hadits yang beliau sertakan untuk menerangkan kandungan dan maksud ayat-ayat al-Qur’an yang beliau tampilkan. Dari dua sumber utama dalam pengambilan hukum umat Islam inilah beliau memaparkan pemahamannya yang juga beliau tampilkan dukungan pemahaman itu dari keterangan-keterangan ulama terdahulu yang terbukukan dalam kitab-kitab mereka.

“Hal semacam ini telah diimplementasikan sejak dua belas tahun lalu. Adanya skripsi dan kajian al-Muntakhobat yang dikomparasikan dengan Al-Qur’an dan Al-Hadits, tujuannya adalah memperkuat keteguhan atas dalil-dalil dan argumentasi Hadlratusy Syaikh,” terang Ust. Kholis dalam pembacaanya terhadap teks al-Muntakhobat.

Kajian yang dilaksanakan di gedung PW Al Khidmah Jatim ini dihadiri oleh Ust. Hermansyah, M.Ag (kepala PDF Ulya Al Fithrah), dan Ust. Ahmad Mahbub, M.Ag. (PJM Turats). Mengigat kapasitas lokasi yang terbatas, kajian ini hanya dihadiri perwakilan santri PDF Wustho, PDF Ulya dan Ma’had Aly Al Fithrah Surabaya.

Baca Juga  Silaturrahmi Wali Santri Baru (2): Pesan Dari Keluarga Ndalem

Sementara itu, di ruang zoom hadir Ust. Imam Bashori, M.Ag, (Mudir Ma’had ‘Aly Al Fithrah), dan Ust. Tajul Muluk, M.Ag (dosen STAI Pandanaran, Yogyakarta), serta beberapa asatid juga jamaah Al Khidmah dari beberapa daerah, mengikuti kajian malam itu.

Seusai doa penutup dibacakan, kajian diakhiri dengan pengumuman bahwa pada akhir Desember ini akan dihadirkan Dr. KH. Reza Ahmad Zahid, Lc. M.A. sebagai pengisi kajian.

Semoga langkah ini menjadi wasilah untuk meningkatkan keyakinan kita kepada Hadratusy Syaikh Romo KH Ahmad Asrori Al-Ishaqy. Aamiin.