KELAHIRAN SANG GURU MURSYID

Silahkan share

Lima tahun setelah kemerdekaan Repubik Indonesia, sosok panutan, tokoh karismatik, penyejuk hati, penuntun, dan pembimbing umat, KH. Achmad Asrori al-Ishaqi dilahirkan di lingkungan pondok pesantren Dar al-‘Ubudiyah Raudat al-Muta’allimin Jati Purwo Surabaya Jawa Timur. Tepatnya pada tanggal 17 Agustus 1950. Ayah sekaligus Guru Mursyidnya bernama KH. Muhammad Usman bin Nadi, dan ibunya Nyai Hj. Siti Qomariyah binti Munaji.

Selama mengandung Kiai Asrori, Nyai Sepuh (panggilan para santri untuk ibu Kiai Asrori) merasakan kesejukan, kedamaian, dan seakan-akan tidak ada beban mengandung, sehingga tidak terasa seperti orang yang mengandung. Beliau juga selalu semangat beribadah, terutama salat malam dan puasa, seakan-akan ada kekuatan yang mendorong lubuk hatinya untuk melakukan berbagai amal shalih sebagai bentuk mujahadah dan riyadhah.

Ketika usia Kiai Asrori berumur tujuh bulan di dalam kandungan, rahim Nyai Sepuh diusap dan didoakan oleh Gus Mas‘ud (dari Pager Wojo, Sidoarjo) seraya berkata: “Nyai, ini yang menjadi mursyid tarekat pengganti (baca: khalifah) Kiai ‘Utsman”. Oleh karenanya, ketika Kiai Asrori ditanya oleh seseorang yang ingkar terhadap kemursyidannya: “Kapan engkau menjadi mursyid?”, beliau menjawab: “Sejak dalam kandungan”. Artinya, sejak dalam kan­dung­an Kiai Asrori sudah diisyaratkan menjadi mursyid oleh orang-orang yang shalih.

Sebagai sosok panutan, Kiai ‘Utsman mempunyai jejaring dengan para habaib dan para kiai khash seperti KH. Ma’shum ‘Ali (dari Lasem). Kiai ‘Utsman selalu minta doa kepada mereka agar putra dan putrinya dijadikan orang yang saleh (hatinya genah).

Kiai Asrori adalah putra ketujuh dari sebelas bersaudara sekandung, yaitu; Nyai Hj. ‘Afifah, Syamsul, KH. Fath al‘Arifin, Mukhlis, KH. Minan al-Rahman, KH. Achmad Qamar al-Anam, Nyai Hj. Luthfiyyah, KH. Achmad Ansharullah, Nyai Hj. Zakiyyat al-Miskiyyah, Nyai Hj. Juwairiyyah. Sedangkan saudara se-ayah dari Nyai Khafifah binti Imam Rusydi ada empat, yaitu; KH. Achmad Tajul Mufakhir, KH. Achmad Fakhrul ‘Alam, Nyai. Hj. Faihat al-Miskiyyah, dan Nyai Hj. Cahyowati.

Sumber: Muhammad Musyafa’, Relevansi Nilai-Nilai Al Thariqah Pada Kehidupan Kekinian, Studi Penafsiran Ayat-ayat Al-Qur’an dalam Al Muntakhobat Karya KH. Achmad Asrori al-Ishaqy.