Meremajanya Jama’ah Yang Menghadiri Majlis Dzikir

Silahkan share

Manaqib, dzikir, shalawat, kata-kata itu yang pasti pertama kali muncul ketika Al Khidmah disebutkan. Sebuah perkumpulan yang dirintis dan dibentuk oleh Hadratusy Syaikh KH. Achmad Asrori al-Ishaqy – Allahu yarhamuhu -. Yai Asrori menuntun perkumpulan ini untuk berkegiatan yang telah diamalkan oleh para Guru Thariqah atau para Ulama’ Al Salafu al-Shaleh.

Kegiatan-kegiatan seperti ini betahun lalu lazimnya didominasi oleh jama’ah dengan usia di atas 30 tahunan. Dalam perkembanganya, sepeninggal Yai Asrori, jama’ah yang hadir di kegiatan ini semakin banyak dari kalangan remaja. Sebagian ikut karena diajak atau dikenalkan oleh orang tuanya, sebagian lagi oleh temannya.

Dan, di zaman informasi semakin bebas menyebar, kehadiran para ramaja dalam majlis yang diselenggarakan oleh Al Khidmah ini semakin menjadi. Adalah putra-putri Yai Asrori yang melanjutkan estafet perjuangan, jama’ah dan amaliyah Yai Asrori.

Lewat Ukhsafi yang mengumpulkan santri Al Fithrah – pondok yang didirikan Yai Asrori – baik yang masih aktif, lulusan ataupun yang hanya sehari mukim lalu boyong, dan Copler Community yang mengumpulkan anak-anak muda dari berbagai latar belakang. Kedua rombongan ini meremajakan usia jama’ah yang menghadiri majlis-majlis dzikir.

Baca Juga  PEMBERITAHUAN PEMBAYARAN SYAHRIYAH SELAMA LIBUR RAMADAN – SYAWAL 1443 H.

Lewat mereka majlis dzikir menjadi daya tarik tersendiri. Segala bentuk aktivitas yang mereka unggah di media sosial – apapun niat awalnnya – di majlis-majlis dzikir yang mereka ikuti menjadi magnet bagi pengguna media sosial yang lain.

Mulanya kehadiran jama’ah baru dari kalangan remaja bisa jadi hanya rasa penasaran. Seiring waktu rasa penasaran itu tumbuh menjadi kecintaan dan kebutuhan. Hal ini, bisa dilihat dari semakin banyaknya unggahan yang berisi ajakan hingga kabar hadirnya para pengguna media sosial dari kalangan remaja di majlis dzikir.

Perkembangan ini tentu seirama dengan yang didawuhkan oleh Yai Asrori. Yai Asrori sering menyampaikan agar para orang tua untuk mengajak putra-putrinya menghadiri majlis dzikir. Beliau juga megajak para pengelola lembaga pendidikan, untuk mengadakan haul para pendirinya. Mengajak para santri atau siswanya untuk berkirim do’a kepada para pendirinya.

Pendidikan secara dhahir berupa kegiatan belajar mengajar perlu ditopang dengan pendidikan batin, berupa dzikir dan shalawat yang dibungkus dalam majlis-majlis dzikir. Tujuannya untuk melatih kepekaan hati santri, siswa dan  remaja umumnya, bahwa dimanapun mereka beraktifitas Allah mengawasi mereka, dan untuk beribadah kepadanyalah mereka diciptakan.

Baca Juga  HISAB AWAL RAMADHAN 1443 H.

dfn