SOSIALISASI PENERIMAAN MAHASANTRI BARU MA’HAD ALY TA 1443 / 1444 H.

Silahkan share

Surabaya (21-22 Jumadits Tsani 1443 H. / 24-25 Januari 2022 M.), santri kelas XII Pendidikan Diniyah Formal (PDF) Ulya Al Fithrah Surabaya mengikuti kegiatan Sosialisasi Penerimaan Mahasantri Baru Ma’had Aly Tahun Ajaran 1443 / 1444 H. Kegiatan ini diselenggarakan oleh Pengurus Ma’had Aly dan Madrasah Diniyah Takmiliyah Jamiah (MDTJ) Al Fithrah Surabaya dengan melibatkan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Ma’had Aly dan MDTJ Al Fithrah.

Kegiatan ini dilaksanakan di auditorium Al Fithrah selama dua hari. Hari pertama dengan peserta santri putra, sementara hari kedua dengan peserta santri putri. Diadakan bakda Dzuhur, agar kegiatan ini tidak mengganggu jam pembelajaran pada pagi harinya.

Lazimnya, acara-acara di Pondok Pesantren Assalafi Al Fithrah Surabaya, acara sosialisasi kali ini dibuka dengan rangkaian pembacaan Tawasul, Istighotsah dan Sholawat Fi hubby. Amaliyah ini sebagai bentuk melanjutkan warisan para Salafusshalih.

Ust. Hermansyah, M.Ag (Kepala PDF Ulya Al Fithrah)

Dalam sambutannya, Kepala PDF Ulya Al Fithrah, Ust. Ust. Hermansyah, M.Th.I menyampaikan bahawa pada tanggal 26, 27, 28 Februari santri kelas XII akan melangsungkan Imtihan Wathoni (setara Ujian Nasional tingkat SMA untuk santri PDF Ulya). Ia pun meminta do’a, “Mohon doanya Ustadz, agar mereka lulus seratus persen, dan bisa diterima di Ma’had Aly.” .

Baca Juga  Kedatangan Santri Baru Gelombang II: Merawat Harapan
Ust. Dr. Fathur Rozi (Kepala MDTJ Al Fithrah) dan Ust. Imam Bashori M.Th.I (Kepala Ma’had Aly Al Fithrah)

“Ma’had Aly Al Fithrah merupakan pendidikan tinggi keagamaan berbasis turats (kitab kuning). Hal ini linear (sejalur) dengan jenjang pendidikan PDF Ulya yang sedang kalian tempuh,” sambut Ust. Ahmad Imam Bashori, M.Th.I selaku kepala Ma’had Aly Al Fithrah. Ia menerangkan, “Berbasis turats berarti merawat tradisi kitab-kitab yang merupakan warisan dari Ulama-ulama kita. Sehingga misinya adalah memperkaya, memperdalam, mengaktualisasikan, dan memperkuatan kegiatan penelitian sebagai mahasiswa kemudian (meng)implementasi(kanya)”.

Selain Ma’had ‘Aly, Pondok Pesantren Assalafi Al FIthrah juga memiliki Madrasah Diniyah Takmiliyah Jami’ah (MDTJ) Al FIthrah. Lembaga yang satu ini boleh dibilang saudara muda Ma’had ‘Aly Al Fithrah. Mahasantrinya adalah lulusan SMA sederajat, yang mukim di Pondok Pesantren Assalafi Al Fithrah dan tercatat sebagai mahasiswa di Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Al Fithrah. Keberadaan MDTJ ini turut mewujudkan prinsip STAI Al Fithrah dalam mendalamkan spiritualitas meluaskan intelektualitas. Karena di MDTJ mereka akan disuguhi materi yang bersentuhan langsung dengan kitab kuning. Sehingga, selain mereka melahap pelajaran di bangku kuliah, mereka juga juga mendapat hidangan pelajaran yang berpotensi menjajarkan pengetahuan mereka dengan mahasantri Ma’had ‘Aly.

Baca Juga  Bahtsul Masail Sughra: Meningkatkan Kemampuan Berdiskusi

Beberapa tahun terakhir, banyak mahasantri baik Ma’had Aly Al Fithrah mupun MDTJ yang terlibat dalam banyak kegiatan di luar Pondok Pesantren Assalafi Al Fithrah, baik itu seminar maupun ajang kompetisi. Merekapun tidak hanya hadir sebagai peserta yang aktif, bahkan beberapa didapuk sebagai pengisi kegiatan itu. Serentetan prestasi dalam bidang akademik pun mereka torehkan dalam beberapa tahun terakhir ini.

Keberadaan mereka ini tentunya menjawab keraguan salah satu santri kelas XII dalam kegiatan ini. Ia meragukan eksistensi mahasantri Ma’had Aly dan MDTJ di pergaulan luar. Mengingat mahasantri Ma’had Aly dan MDTJ masih mendapat ‘perlakuan’ layaknya santri di tingkat di bawahnya. Mereka masih harus mematuhi aturan pondok dan juga tetap wajib menjalankan wadhifah.

Harapan khusus dari kegiatan ini, akan banyak santri PDF Ulya Al Fithrah yang memilih Ma’had ‘Aly Al Fithrah sebagai tempat belajarnya. Terlebih, mereka yang sudah punya pondasi turats yang bagus. Mengingat sumber pokok pembelajaran adalah kitab kuning, menguasai kemampuan dasar gramatika arab agaknya wajib bagi calon mahasantri. Dan bagi santri yang memilih untuk belajar di STAI Al Fithrah, mereka tetap bermukim di pondok dan belajar di MDTJ Al Fithrah. Harapan umumnya, santri kelas XII yang tahun ini akan mengakhiri ‘masa’ belajar di PDF Ulya Al Fithrah, tetap memiliki semangat belajar di manapun mereka berada selepas wisuda.

Baca Juga  Upacara Bendera Al Fithrah Surabaya: Formasi Garuda

Kontributor : Ust. M. Zaki