santri

Workshop Penulisan: Santri Berkarya Indonesia Jaya (2)

“Menulis itu dimulai dari apa yang kita lihat, apa yang kita amati, yang kita dengarkan dan kita alami,” buka Pak Tejo dalam worshop ini. Beliau meyakinkan santri untuk menulis apa saja yang mereka ketahui. Di mulai dari hal-hal sederhana yang mereka ketahui tulisan itu bisa kembangkan menjadi artikel panjang.

Pak Tejo juga menjelaskan cara penulisan artikel yang benar kepada santri. Mulai dari pola penulisan, teknik, hingga tahapan-tahapan penulisan. Beliau juga menerangkan bagaimana cara mengembangkan ide, mengulik sudut pandang yang bisa dituangkan, serta cara menyelesaikannya hingga menjadi artikel.

“Ide adalah letupan nyala api yang harus kita sangkari,” terang Pak Tejo soal Ide. Ide bisa muncul kapan saja dan di mana saja. Tapi ide tak bisa hanya ditunggu kedatangannya. Harus ada upaya untuk memunculkan ide. Dan, yang tidak kalah penting ide harus segera dicatat dan dituangkan.

“Tulis sebanyak-banyaknya, dan buang sebanyak-banyaknya,” kata Pak Tejo mengulang yang pernah disampaikan temannya, Kiai Faizi – ponpes Annuqayah, Guluk-guluk, Sumenep. Pak Tejo menekankan untuk memisah antara kegiatan menulis dengan mengedit. Beliau berpesan agar menuangkan apa saja yang sedang berkecamuk di kepala kita. Baru kemudian merapikannya untuk mengoreksi dan memberi sentuhan akhir.

Pak Tejo menuturkan peluang santri menjadi penulis sangat besar. Santri sudah terbiasa dengan kegiatan mendengar, membaca dan menulis di dalam kelas. Kegiatan ini akan menjadi modal utama bagi santri untuk menulis. Ditambah pemahaman agama dan pengetahuan lainnya seputar pesantren, akan menjadikan karya tulis tidak hanya berkualitas tapi juga punya ciri khas.

Dalam workshop ini, santri mendapat kesempatan untuk menulis ide, judul dan satu paragraf tulisan. Pak Tejo memberikan komentar pada beberapa tulisan yang dihasilkan oleh santri. Menurut beliau, para santri sudah punya cara pengembangan yang bagus dari ide yang mereka tuliskan. Menutup sesi praktik, beliau menyampaikan bahwa soal kemahiran – apapun itu -, tentu butuh banyak sekali percobaan yang berulang-ulang.

Workshop Penulisan: Santri Berkarya Indonesia Jaya (1)

Pendidikan Diniyah Formal Ulya (PDF Ulya) Al Fithrah kembali workshop penulisan (17/01/2023). Workshop ini mengusung tema “Santri Berkarya Indonesia Jaya”. Perwakilan santri kelas XII PDF Ulya menjadi peserta utama dalam workshop ini. Panitia juga mengundang perwakilan dari UKM Senja Institut Al Fithrah dan Komunitas HIKAM Ma’had ‘Aly Al Fithrah.

Workshop ini dibuka langsung oleh Ust. Hermansyah, M.Ag, Kepala PDF Ulya Al Fithrah. Ust. Herman mengucapkan terimakasih dan harapan besarnya pada kegiatan ini. Beliau juga menuturkan bahwa Hadrotusy Syaikh KH. Achmad Asrori al-Ishaqy – pendiri ponpes Al Fithrah – juga menulis, dibuktikan dengan kitab beliau al-Muntakhobat.

“Hadratusy Syaikh adalah teladan terbaik dalam hal ini,” tegas Ust. Herman. Kiai Asrori bahkan sudah mulai menulis sejak usia muda. Dan, al-Muntakhobat adalah karya monumental beliau. Luasnya bacaan Kiai Asrori tertuang dalam al-Muntakhobat. Berbagai pandangan beliau tentang tasawuf tertuang rapi di dalamnya.

Ust. Zidan Syahrul Akbar, S.Ag, didaulat menjadi pengawal workshop ini. Ia memandu mulai dari narsumber menyampaikan materi hingga sesi praktik menulis. Dr. Sutejo, M.Hum, dihadirkan untuk menjadi narasumber dalam workshop kali ini. Beliau dosen aktif STKIP Ponorogo.

Selain aktif sebagai dosen, kiprah beliau dalam dunia literasi sudah dimulai sejak beliau masih muda. Tulisan-tulisan beliau pernah menghuni berbagai media cetak seperti Kompas dan Jawa Pos. Beliau juga menulis banyak buku, dan masih terlibat aktif dalam berbagai kegiatan literasi hingga sekarang.

Sebelumnya, Pak Tejo juga pernah diundang di Al Fithrah tahun 2018 untuk kegiatan yang sama, seminar kepenulisan. Bedanya jika sebelumnya tulisan berjenis fiksi, pada kesempatan ini tulisan non fiksi, karya ilmiyah popular. Hal ini selaras dengan program PDF Ulya Al Fithrah; pembukuan karya tulis santri kelas XII.

Menjadi Santri, Menggali Potensi, Meraih Prestasi

Santri Pondok Pesantren Assalafi Al Fithrah Surabaya, terus menuai prestasi. Para santri tidak hanya sekedar menjadi partisipan dalam berbagai lomba dan kompetisi, baik yang berkaitan dengan turats ataupun umum, dari tingkat regional hingga nasional.

Meskipun hari-harinya disibukkan dengan mengaji dan wadhifah, para santri tetap bisa menggali dan menyalurkan potensi bakatnya. Para santri bisa mengikuti berbagai ekstrakurikuler yang diselenggarakan di ponpes Al Fithrah.

Ekstrakurikuler yang diadakan, diisi oleh ahli dibidangnya. Sehingga, para santri tidak hanya menyalurkan bakat, tapi juga mengukir prestasi yang membanggakan. Meskipun dengan persiapan yang serba mepet dan terbatas.

Terbaru, santri tingkat PDF Ulya Al Fithrah berhasil meraih juara dalam Kompetisi Nasional

Bahasa Arab & Bahasa Inggris tingkat SMA sederajat. Kompetisi ini diadakan oleh Lembaga Pengembangan Bahasa Universitas Hasyim Asy’ari (Unhasy) Jombang.

14 Santri dari kelas XI dan XII PDF Ulya ikut berpartisipasi dalam kompetisi yang diadakan tanggal 05 Oktober 2023 di Unhasyi. Khitobah, speech, news anchor dan arabic champion adalah kategori kompetisi yang diikuti.

Dari empat kategori itu, dua di antarnya berhasil dimenangkan oleh santri Al Fithrah;

Muhammad Fayrus Zam Zamy (Juara I Khitobah), Yusuf Surya Kusuma (Juara II Khitobah), Muna Izatun Nisa'( Juara I News Anchor), dan Ulya (Juara III News Anchor).

Kemenangan ini tentu diharapkan menularkan semangat ke santri-santri lain. Kemenangan ini juga mengabarkan bahwa para santri dengan segala kesibukan dan keterbatasannya, tetap bisa menorehkan prestasi di bidang yang mereka memiliki potensi.

dfn