Generasi ke-11, Sarjana STAI Al Fithrah Surabaya
Tahun 2013, Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Al Fithrah Surabaya untuk pertama kali mengadakan wisuda sarjana. Jurusan Tafsir-Hadits dan Tasawuf adalah dua jurusan pertama yang menyumbang nama-nama lulusan STAI Al Fithrah.
Kampus yang semula bernama Sekolah Tinggi Ilmu Ushuluddin ini mulanya memang hanya satu fakultas dengan dua jurusan. Pada tahun ke-3 barulah ada jurusan Manajemen Pendidikan Islam (MPI). Menyusul kemudian ada jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) dan Perbankan Syari’ah (PS).
Tahun ini, generasi sarjana ke-11 diwisuda dari kampus ini. Setelah melewati masa pandemi yang mengakibatkan wisuda sempat dilaksanakan secara onlinen, tahun ini wisuda Kembali digelar secara offline.
Dilaksanakan di auditorium lantai 4 gedung STAI Al Fithrah, 106 mahasiswa dari lima jurusan melangsungkan prosesi wisuda. Jurusan Manajemen Pendidikan Islam menjadi penyumbang terbanyak nama mahasiswa yang diwisuda tahun ini, tercatat 51 mahasiswa. Disusul Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah sebanyak 24 mahasiswa dan Perbankan Syari’ah sebanyak 19 mahasiswa.
Sementara dari jurusan Tasawuf yang kini berubah menjadi Akhlak dan Tasawuf ada 13 mahasiswa yang diwisuda. Paling buncit jurusan Ilmu Al Qur’an dan Tafsir – yang semula jurusan Tafsir-Hadits, meluluskan 9 mahasiswa.
Dr. Abdur Rosyid, selaku ketua STAI Al Fithrah dalam kesempatan itu berpesan agar para mahasiswa yang akan diwisuda tetap mengedepankan akhlak ketika sudah membaur dengan masyarakat. Ia menyampaikan bahwa kesuksesan hanya bisa diraih dengan tetap menjaga nilai dan sikap luhur para pendahulu. Apapun profesi yang kelak akan ditempuh.
Apa yang ia sampaikan senada dengan yang tertuang dalam al-malhudzat, yang ditulis oleh KH. Achmad Asrori al-Ishaqy, yang merupakan penggagas berdirinya STAI Al Fithrah. Kampus yang dulunya berada di area Pondok Pesantren Assalafi Al Fithrah, sebelum kini memiliki gedung sendiri.
Hadir juga dalam wisuda ke-11 ini, Wakil Koordinator Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Swasta (Kopertais) 4 Surabaya, KH. Ilhamuddin Sumarkan. Dalam kesempatan itu, ia menyampaikan bahwa menuntut ilmu itu merupakan perintah agama. Ia juga menekankan bahwa kelak ketika mereka sudah bekerja, hendaknya mereka yakin itu bukan bagian dari dunia melainkan bagian dari agama.
Pada kesempatan tersebut, Wakil Ketua I Bidang Akademik H Abd Azis menyampaikan lulusan terbaik di hadapan para pimpinan, dosen, wisudawan, orang tua wisudawan dan tamu undangan . Utami Novita Lestari dari prodi PGMI dengan IPK 3.66 meraih gelar wisudawan terbaik. Selisih 0,06, Muhammad Nur Ridho Waliden dari manajemen pendidikan Islam dengan IPK 3.6. Sementara dari prodi Akhlak dan Tasawuf Navida Zulfa Safitri dengan IPK 3.53, dari Perbankan Syari’ah Ahlul Maghfiroh dengan IPK 3.52, dan Nurul Ismiyah dari prodi ilmu tafsir dengan IPK 3.51.