‘Asyura: Peristiwa Penting, Berlabuhnya Kapal Nabi Nuh as, dan Tradisi Membuat Bubur.

Silahkan share

Di beberapa daerah di Indonesia hidangan utama peringatan hari ‘Asyura adalah bubur. Masing-masing daerah punya bubur khas untuk memperingati hari penting para Nabi ini. Pembutan bubur ini ternyata bukan tradisi yang dibuat-buat. Lalu, sejak kapan ‘Asyura’ diperingati dengan membuat bubur?

Peristiwa penting di hari ‘Asyura

Ibnu al-Jauzi (Bustaanu al-Waa’idhin, 250) menuliskan, kejadian yang dialami oleh para Nabi di bulan Asyura’.

Pertama, Nabi Adam as. diciptakan di dalam surga dan beliau diterima taubatnya

Kedua, Nabi Idris as. diangkat ke langit

Ketiga, Bahtera Nabi Nuh as. berlabuh dengan selamat di atas bukit Judi (Armenia sebelah selatan)

Keempat, Nabi Ibrahim as. dilahirkan dan diselamatkan dari api.

Kelima, Nabi Yusuf as. dikeluarkan dari dalam sumur tua yang gelap-gulita, dan kedua mata ayahnya, Nabi Ya’kub as. disembuhkan.

Keenam, Terbelahnya lautan untuk dilewati Nabi Musa as. dan tenggelamnya Fir’aun dan pasukannya.

Ketujuh, Nabi Yunus as. dikeluarkan dari perut Ikan dan kaumnya diterima taubat mereka

Baca Juga  Amaliyah Mutih

Kedelapan, Nabi Ayyub as. disembuhkan dari penyakit yang menimpanya

Kesembilan, Nabi Dawud as. diampuni, dan putranya, Nabi Sulaiman as. mendapat kerajaan

Kesepuluh, Nabi Isa as. dilahirkan dan diangkat ke langit.

Berlabuhnya kapal Nabi Nuh as.

Imam Nawawi (Nihayatu al-Zain, 196) menuliskan kisah, kapal Nabi Nuh as. berlabuh dengan selamat di atas bukit Judi (Armenia sebelah selatan) pada Hari ‘ Asyura. Beliau kemudian berkata kepada orang-orang yang bersama dengannya, “kumpulkanlah sisa dari perbekalanmu ! . . .”.

Lalu diantara mereka membawa segenggam kacang, segenggam kedelai, segenggam beras, segenggam gandum merah dan segengam gandum putih. Setelah semuanya terkumpul, Nabi Nuh as. berkata, “masaklah semuanya ! . . . , semoga kalian berbahagia dengan keselamatan yang telah dianugerahkan kepada kalian.”

Tradisi membuat bubur

Kisah Nabi Nuh inilah yang melatarbelakangi umat islam membuat selamatan dengan makanan yang terbuat dari biji-bijian (bubur merah). Makanan itulah adalah permulaan makanan yang ada dipermukaan bumi setelah air bah. Dan, hal yang demikian itu sudah menjadi adat-kebiasaan pada hari ‘Asyura.(Nihayatu al-Zain, 196)

Baca Juga  Idul Adha: Keutaman Bagi Yang Belum Bisa Berkurban

Di hari ‘Asyura umat Islam juga bersyukur atas selamatnya Nabi Musa as. dan Bani Isra’il dari kejaran Fir’aun. Sehingga umat Yahudi pun juga mensyukuri hari ini dengan berpuasa. Selain kisah Nabi Nuh as. dan Nabi Musa as., hari ‘Asyura adalah hari penting bagi banyak Nabi as., yang tentunya harus disyukuri pula.