Upacara Bendera Al Fithrah Surabaya: Formasi Garuda
Momentum tujuh belas Agustus selalu meriah di seluruh pelosok Indonesia. Masyarakat menyambutnya dengan gegap gempita. Upacara bendera dilakukan di mana-mana. Tak lain adalah sebagai wujud upaya mensyukuri kemerdekaan Indonesia.
Upacara bendera bukan hanya perkumpulan tanpa makna. Upacara bendera juga bisa jadi semakna dengan pembacaan manaqib para pahlawan pendiri bangsa. Mereka para pahlawan berjuang berdarah-darah. Mengorbankan segala apa yang dipunya.
Sebentar bersikap khidmat kita saat upacara tidaklah sebanding dengan pengorbanan mereka. Setidaknya, dengan bersikap khidmat kita sudah berusaha menghargai jasa para pahlawan pendiri bangsa.
Mensyukuri Hari Kemerdekaan Indonesia
Upacara bendera di Pondok Pesantren Assalafi Al Fithrah rutin dilaksanakan setiap tahunnya. Upacara bendera pengibaran sang saka merah putih ini diikuti oleh seluruh santri dari berbagai unit di Pondok Pesantren Assalafi Al Fithrah, mulai dari jenjang RA, MI, PDF Wustho, PDF Ulya, Ma’had Aly dan MDTJ Al Fithrah Surabaya.
Tampak hadir di barisan depan adalah Keluarga Ndalem Hadlratusy Syaikh Romo KH. Ahmad Asrori Al-Ishaqi. Juga para pengurus Thariqah Qodiriyah wa Naqsyabandiyah Al Utsmaniyah, pengurus yayasan Al Khidmah serta asatidz asatidzah serta pengurus Pondok Pesantren Assalafi Al Fithrah Surabaya.
Bagaimanapun, hari kemerdekaan Indonesia telah diproklamasikan 78 silam. Indonesia sudah mengumumkan kemerdekaannya. Tidak ada lagi penjajah. Tidak ada yang mengintervensi. Rakyat Indonesia bisa dengan tenang melaksanakan aktivitas kesehariannya.
Merdeka yang kita peroleh bukan kebahagiaan yang diperoleh dengan cuma-cuma. Ada harga mahal yang dibayar pahlawan dulu. Kita sebagai warga negara Indonesia berkewajiban memberikan warna yang indah untuk Indonesia. Mengisi hari-hari setelah Proklamasi digaungkan, dengan hal-hal yang membawa dampak positif untuk diri sendiri dan negara. Hal ini tak lain sebagai wujud syukur atas nikmat merdeka.
Amanat Pembina Upacara
Amanat Pembina Upacara dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun Ke-78 Republik Indonesia di Pondok Pesantren Assalafi Al Fithrah Surabaya disampaikan oleh KetuaPondok, Ust. Ahmad Kunawi, M.Pd.
“Pada hari ini kita melaksanakan upacara memperingati tujuh belas Agustus 2023 guna memperingati jasa para pahlawan yang telah berjuang melawan penjajah. Hari ini, 78 tahun yang lalu, merah putih berkibar dan lagu kebangsaan dilantunkan di bumi pertiwi. Sebagai tanda bahwa tanah air Indonesia telah merdeka,” sambut Ust. Ahmad Kunawi, Ketua ponpes Al Fithrah.
“Kita, keluarga besar Pondok Pesantren Assalafi Al Fithrah memperingatinya dengan upacara kemerdekaan Indonesia.Ini sesuai dengan yang dianjurkan guru kita, Hadlratusy Syaikh Romo KH. Ahmad Asrori al-Ishaqy. Artinya, kehadiran kita memperingati hari kemerdekaan Indonesia ini juga adalah dalam rangka nderek aken dawuh Beliau Hadlratusy Syaikh Romo KH. Ahmad Asrori Al-Ishaqi,” sambung beliau.
Sebagaimana diketahui, tema hari kemerdekaan ke-78 kali ini adalah “terus melaju untuk Indonesia maju”, maka sudah seyogianya bagi kita untuk memperdalam ilmu pengetahuan. Perlu untuk belajar, belajar dan belajar.
“Kemerdekaan yang kita peroleh ini adalah juga adalah berkat para kiyai, para ulama, para santri. Hadlratusy Syaikh KH. Hasyim Asy’ari misalnya. Dengan resolusi jihadnya adalah figure utama yang membakar semangat Bung Tomo dan arek-arek Suroboyo dalam pertempuran di Surabaya,” tambah beliau lagi.
Jauh sebelum itu, peran para ulama untuk kemerdekaan Indonesia tak terhitung jumlahnya. Mereka berjuang bukan hanya harta, melainkan juga nyawanya. Di antaranya ada Sultan Agung, Pangeran Diponegoro, Tuanku Imam Bonjol, dan para pahlawan yang namanya belum sempat tercatat sejarah. Demikian disampaikan dalam amanat pembina upacara.
Memaknai Hari Kemerdekaan
Santri diharap bisa memaknai hari kemerdekaan negerinya. Hari kemerdekaan bukan hanya rutinitas saja. Para santri bukan hanya berpanas ria ketika mengikuti upacara bendera. Mereka diharap membawa oleh-oleh perubahan ke arah yang lebih baik setelahnya.
Sebagai santri, tugas memaknai hari kemerdekaan Indonesia bisa dengan belajar, belajar dan belajar. Kemerdekaan yang telah diwariskan para pahlawan ini tidak sia-sia. Para santri diharapkan mampu meniru para pendahulunya.
Para santri dulu mampu menjadi garda terdepan dalam memperjuangkan kemerdekaan. Para santri hari ini diharapkan mampu memaknai hari kemerdekaan dengan menjaga keutuhan bangsa dan negara.
Menjaga keutuhan bangsa dan negara bisa dilakukan dengan rela berkorban demi kepentingan bangsa dan negara. Belajar yang rajin, tidak sering bolos, sehingga kelak sepulang nanti akan menjadi manusia yang benar-benar berguna.
Memaknai hari kemerdekaan bisa dilakukan dengan menjaga semangat persatuan dan kesatuan. Saling menghormati antar sesama santri dari manapun asalnya.
Formasi Garuda dalam Upacara bendera di Al Fithrah
Formasi garuda nampak terbentuk ketika upacara bendera di Al Fithrah Surabaya. Upacara bendera memperingati hari kemerdekaan di Al Fithrah tahun ini membentuk gambar garuda yang membentangkan sayapnya.
Setiap tahunnya, para santri paskibraka ini menampilkan formasi yang berbeda. Para santri yang tergabung dalam team paskibraka ini sudah berlatih sejak akhir bulan Juli lalu. Mereka adalah para santri terpilih yang tersaring dari seratusan santri.
Mereka telah siang malam berlatih untuk kesuksesan pelaksanaan upacara bendera di Al Fithrah. Garuda mewakili semangat mereka. Semangat santri Al Fithrah secara keseluruhan. Bahkan semangat seluruh rakyat Indonesia.
Garuda adalah simbol kebersamaan. Kekohonan dalam persatuan. Garuda mewakili bhinneka tunggal ika. Berbeda-beda tetapi tetap satu jua. Selamat Hari Ulang Tahun ke-78 Republik Indonesia. Mari bersama-sama melaju untuk Indonesia yang lebih maju.
Semoga segenap doa terbaik yang dilantunkan hari ini menjadi sebab sentosa, damai dan sejahteranya Indonesia. Amin.
mz/dfn