Jika ditanya, apa ciri khas majlis yang diadakan di Pondok Pesantren Assalafi Al Fithrah dan oleh Jama’ah Al Khidmah? Makan talaman, pasti jadi satu dari sekian ciri khasnya. Sajian nasi beserta lauk pauk dan pendukung lainnya, yang dihidangkan dalam nampan. Biasanya satu porsi talam diperuntukkan untuk dimakan tiga sampai empat orang, bahkan lebih.
Makan talaman biasanya dibagikan setelah majlis rampung. Makan dengan cara seperti ini, sudah ada sejak Hadrotusy Syaikh KH. Achmad Asrori al-Ishaqy ra. masih di tengah-tengah jama’ah. Dan, terus dilestarikan hingga hari ini karena dalam makan talaman terlimpah banyak keberkahan. Namun, belakangan semangat berebut barokah lebih unggul dari berbagi keberkahan.
Dalil makan talaman
Imam Nawawi (Riyadhu al-Shalihin, 238-241), menyebutkan bayak hadits yang menerangkan anjuran Nabi Muhammad Saw dalam menikmati makanan. Di antaranya ada dua hadits yang mengarah pada anjuran makan talaman. Pertama, hadits yang diriwayatkan oleh Wahsyi bin Harb ra.,
أَنَّ أَصْحَابَ رَسُوْلِ الله ِ- صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – قَالُوْا: يَا رَسُوْلَ اللهِ، إِنَّا نَأْكُلُ وَلَا نَشْبَعُ. قَالَ: «فَلَعَلَّكُمْ تَفْتَرِقُونَ؟» قَالُوْا: نَعَمْ. قَالَ: «فَاجْتَمِعُوا عَلَى طَعَامِكُمْ، وَاذْكُرُوْا اسْمَ اللهِ، يُبَارَكْ لَكُمْ فِيهِ». رَوَاهُ أَبُوْ دَاوُدَ.
Para sahabat Rasulullah Saw. berkata, “wahai Rasulullah, kami makan tapi tak kunjung kenyang.” Beliau bertanya, “mungkin kalian makan sendiri-sendiri?” Mereka menjawab, “iya.” Beliupun bersabda, “berkumpullah dalam makanan kalian, dan sebutlah nama Allah, niscaya makanan kalian akan mendapat keberkahan.” (HR. Abu Dawud)
Hadits lain yang mengarah pada anjuran makan talaman, diriwayatkan oleh Abu Hurairah ra.,
قَالَ رَسُولُ اللهِ – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «طَعَامُ الْإِثْنَيْنِ كَافِي الثَّلَاثَةِ، وَطَعَامُ الثَّلَاثَةِ كاَفِي الْأَرْبَعَةِ» مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ
Rasulullah Saw. bersabda, “makanan untuk dua orang cukup untuk tiga orang, dan makanan untuk tiga orang cukup untuk empat orang.” (HR. Imam Bukhari – Imam Muslim)
Hal yang perlu diingat saat makan talaman
Makan talaman memang penuh berkah, sehingga banyak jama’ah yang kadang berupaya untuk berebut keberkahan itu. Hanya saja, ada spirit lain yang sepertinya terabaikan dalam makan talaman. Spirit berbagi keberkahan. Dua hadits di atas sangat menekankan hal ini.
Praktiknya, semangat berebut talam terkadang malah berujung tumpahnya beberapa talam. Selain memubadzirkan makanan, hal ini juga mengotori tempat majlis. Tentu saja ada saja alasan bagi pelakunya untuk membenarkan kondisi ini. Tapi, hal ini sangat bisa dihindari jika mau bersabar menunggu talam dibagikan dan antri secara tertib.
Beberapa jama’ah juga enggan mengajak jama’ah lain untuk makan bersama. Padahal talam yang porsinya untuk tiga sampai empat orang baru disantap dua orang. Dan, disaat yang sama ada jama’ah yang tidak kebagian talam. Ditambah lagi sisa yang tidak termakan lebih banyak, tentu hal ini bertentangan dengan anjuran Nabi Saw.
Makan talaman momen berbagi keberkahan
Panitia di majlis manapun yang diselenggarakan di ponpes Al Fithrah dan oleh Jama’ah Al Khidmah, selalu ada petugas khusus untuk membagikan talaman. Ini sebagai usaha dari penyelanggara majlis, agar talaman bisa terdistribusikan dengan tertib dan menyeluruh. Menjangkau semua jama’ah yang hadir.
Baiknya, jama’ah juga mengambil peran dalam makan talaman. Jama’ah yang sudah mendapat talam, dan baru berdua apalagi sendirian, menawarkan jama’ah lain yang belum mendapat talam untuk makan bersama. Hendaknya jama’ah makan dengan tenang, sehingga tidak tercecer. Dan, tidak meletakkan talam di tempat sembarangan, sehingga menngganggu akses jalan.
Wallahu a’lam