Month: August 2023

Meremajanya Jama’ah Yang Menghadiri Majlis Dzikir

Manaqib, dzikir, shalawat, kata-kata itu yang pasti pertama kali muncul ketika Al Khidmah disebutkan. Sebuah perkumpulan yang dirintis dan dibentuk oleh Hadratusy Syaikh KH. Achmad Asrori al-Ishaqy – Allahu yarhamuhu -. Yai Asrori menuntun perkumpulan ini untuk berkegiatan yang telah diamalkan oleh para Guru Thariqah atau para Ulama’ Al Salafu al-Shaleh.

Kegiatan-kegiatan seperti ini betahun lalu lazimnya didominasi oleh jama’ah dengan usia di atas 30 tahunan. Dalam perkembanganya, sepeninggal Yai Asrori, jama’ah yang hadir di kegiatan ini semakin banyak dari kalangan remaja. Sebagian ikut karena diajak atau dikenalkan oleh orang tuanya, sebagian lagi oleh temannya.

Dan, di zaman informasi semakin bebas menyebar, kehadiran para ramaja dalam majlis yang diselenggarakan oleh Al Khidmah ini semakin menjadi. Adalah putra-putri Yai Asrori yang melanjutkan estafet perjuangan, jama’ah dan amaliyah Yai Asrori.

Lewat Ukhsafi yang mengumpulkan santri Al Fithrah – pondok yang didirikan Yai Asrori – baik yang masih aktif, lulusan ataupun yang hanya sehari mukim lalu boyong, dan Copler Community yang mengumpulkan anak-anak muda dari berbagai latar belakang. Kedua rombongan ini meremajakan usia jama’ah yang menghadiri majlis-majlis dzikir.

Lewat mereka majlis dzikir menjadi daya tarik tersendiri. Segala bentuk aktivitas yang mereka unggah di media sosial – apapun niat awalnnya – di majlis-majlis dzikir yang mereka ikuti menjadi magnet bagi pengguna media sosial yang lain.

Mulanya kehadiran jama’ah baru dari kalangan remaja bisa jadi hanya rasa penasaran. Seiring waktu rasa penasaran itu tumbuh menjadi kecintaan dan kebutuhan. Hal ini, bisa dilihat dari semakin banyaknya unggahan yang berisi ajakan hingga kabar hadirnya para pengguna media sosial dari kalangan remaja di majlis dzikir.

Perkembangan ini tentu seirama dengan yang didawuhkan oleh Yai Asrori. Yai Asrori sering menyampaikan agar para orang tua untuk mengajak putra-putrinya menghadiri majlis dzikir. Beliau juga megajak para pengelola lembaga pendidikan, untuk mengadakan haul para pendirinya. Mengajak para santri atau siswanya untuk berkirim do’a kepada para pendirinya.

Pendidikan secara dhahir berupa kegiatan belajar mengajar perlu ditopang dengan pendidikan batin, berupa dzikir dan shalawat yang dibungkus dalam majlis-majlis dzikir. Tujuannya untuk melatih kepekaan hati santri, siswa dan  remaja umumnya, bahwa dimanapun mereka beraktifitas Allah mengawasi mereka, dan untuk beribadah kepadanyalah mereka diciptakan.

dfn

Peringati Hari Kemerdekaan: Al Fithrah Adakan Lomba dan Penampilan Santri

Selain upacara bendera, pelaksanaan lomba adalah kegiatan wajib di bulan Agustus. Bulan merdekan bangsa Indonesia. Demikian ini dilaksanakan di Pondok Pesantren Assalafi Al Fithrah.

Lomba di hari kemerdekaan merupakan upaya napak tilas perjuangan. Memeriahkannya adalah bagian dari mengingat betapa sulitnya para pahlawan dalam merebut dan mempertahankan kemerdekaan. Terlibat dalam pelaksanaan lomba adalah upaya mengenang memori tentang Indonesia pada masa lalu dan mensyukurinya pada masa kini.

Lomba balap karung misalnya. Karung goni sempat menjadi pakaian pokok nenek moyang kita pada masa penjajahan dulu. Mereka perlu berjalan terseok-seok untuk sampai pada tujuan yang diharapkannya.

Al Fithrah adakan lomba hari kemerdekaan

Untuk memperingati hari kemerdekaan maka setiap tanggal 17 Agustus diadakan aktivitas-aktivitas yang meningkatkan kecintaan. Di antara aktivitas tersebut adalah lomba tujuh belasan. Selain meningkatkan kecintaan, lomba memperingati tujuh belas Agustus juga bisa mempererat kebersamaan. Menghilangkan sekat perbedaan ras, suku, agamanya.

Lomba memperingati hari kemerdekaan ke-78 Republik Indonesia di Pondok Pesantren Assalafi Al Fithrah Surabaya dilaksanakan selama beberapa hari. Lomba dibuka pada Ahad 13 Agustus 2023. Pembukaan lomba diawali dengan pertandingan persahabatan futsal antara pengajar PDF Wustho dan PDF Ulya Al Fithrah.

Lomba tujuh belasan yang dilaksanakan di Pondok Pesantren Assalafi Al Fithrah ini terdiri dari lomba ilmiah dan lomba hiburan. Lomba ilmiah yang dimaksud adalah lomba yang bisa meningkatkan keahlian di bidang pelajaran. Sedang lomba hiburan yang dimaksud adalah olahraga badan.

Kategori lomba hari kemerdekaan

Kategori lomba hari kemerdekaan di Pondok Pesantren Assalafi Al Fithrah Surabaya sangat beragam. Pelaksanaannya tahun ini dipanitiai per unit pendidikan. Santri PDF Wustho dan Ulya dibedakan sesuai tingkatannya. Juga antara santri putra dan putri.

Untuk kegiatan lomba santri putri berpusat di area asrama putri, sementara lomba santri putra di area asrama putra di timur masjid Al Fithrah. Lomba-lomba yang dilaksanakan tak kalah meriah dengan lomba di luaran sana. Terutama dalam antusiasme para pesertanya. Dari lomba ini juga bisa diketahui mana-mana santri dengan bakat khusus yang dimilikinya.

Di jenjang PDF Wustho, diadakan lomba qiroatul kitab. Kitab yang dibaca dalam lomba ini adalah Kitab Safinatun Najah. Ada juga lomba manaqib, hafalan Imrithi, lalaran Imrithi, lomba adzan, lomba tartil, lomba puisi Bahasa Inggris, lomba pidato Bahasa Arab. Dalam kategori lomba hiburan ada lomba futsal dan balap karung.

Di jenjang PDF Ulya, setiap santri diberi pilihan untuk mengikuti beberapa kategori lomba yang diadakan. Di antaranya adalah lomba qiroatul kitab Fathul Qorib, lomba hafalan alfiyah, speech, khitobah, debat Bahasa Indonesia, hafalan tashrif, cerdas cermat Islam, lalaran Alfiyah dan futsal.

Selain lomba di unit pendidikan, rangkaian lomba tujuh belas Agustus juga diadakan oleh Majelis Kebersamaan dalam kajian dan Pembahasan Ilmiah (MKPI) Putri. Di antara lomba yang diadakan adalah lomba menulis cerpen dan lomba kaligrafi. Selama tiga hari masa lomba ini kegiatan belajar mengajar diliburkan.

Penutupan lomba hari kemerdekaan

Acara penutupan lomba hari kemerdekaan dilaksanakan di lapangan Pondok Pesantren Assalafi Al Fithrah. Kegiatan di lapangan ini dikhususkan untuk santri putra. Sementara untuk santri dilaksanakan di area asrama putri.

Di acara penutupan ini juga diberikan penghargaan kepada para juara. Dalam sambutannya, Ust. Nasiruddin, M.Pd menyampaikan perlunya para santri tidak berhenti pada lomba saja.

“Yang sangat penting dalam lomba ini adalah keberlanjutan dalam belajar. Siyap?” kata Kepala Bagian Pendidikan Pondok Pesantren Assalafi Al Fithrah Surabaya disambut pernyataan siap para santri.

“Kalau sampeyan belajar dan berhasil, mulai Sekolah Dasar, Wustho, Ulya dan sarjana. Nanti di masyarakat akan merdeka” tambah beliau lagi. “Terima kasih kepada semua santri, baik wustho maupun ulya. Para asatid yang telah terlibat dalam acara ini. Jazakumullah ahsanal jaza. Semoga Allah SWT berkenan memberikan balasan yang tebaik” tutup beliau.

mz/dfn

Upacara Bendera Al Fithrah Surabaya: Formasi Garuda

Momentum tujuh belas Agustus selalu meriah di seluruh pelosok Indonesia. Masyarakat menyambutnya dengan gegap gempita. Upacara bendera dilakukan di mana-mana. Tak lain adalah sebagai wujud upaya mensyukuri kemerdekaan Indonesia.

Upacara bendera bukan hanya perkumpulan tanpa makna. Upacara bendera juga bisa jadi semakna dengan pembacaan manaqib para pahlawan pendiri bangsa. Mereka para pahlawan berjuang berdarah-darah. Mengorbankan segala apa yang dipunya.

Sebentar bersikap khidmat kita saat upacara tidaklah sebanding dengan pengorbanan mereka. Setidaknya, dengan bersikap khidmat kita sudah berusaha menghargai jasa para pahlawan pendiri bangsa.

Mensyukuri Hari Kemerdekaan Indonesia

Upacara bendera di Pondok Pesantren Assalafi Al Fithrah rutin dilaksanakan setiap tahunnya. Upacara bendera pengibaran sang saka merah putih ini diikuti oleh seluruh santri dari berbagai unit di Pondok Pesantren Assalafi Al Fithrah, mulai dari jenjang RA, MI, PDF Wustho, PDF Ulya, Ma’had Aly dan MDTJ Al Fithrah Surabaya.

Tampak hadir di barisan depan adalah Keluarga Ndalem Hadlratusy Syaikh Romo KH. Ahmad Asrori Al-Ishaqi. Juga para pengurus Thariqah Qodiriyah wa Naqsyabandiyah Al Utsmaniyah, pengurus yayasan Al Khidmah serta asatidz asatidzah serta pengurus Pondok Pesantren Assalafi Al Fithrah Surabaya.

Bagaimanapun, hari kemerdekaan Indonesia telah diproklamasikan 78 silam. Indonesia sudah mengumumkan kemerdekaannya. Tidak ada lagi penjajah. Tidak ada yang mengintervensi. Rakyat Indonesia bisa dengan tenang melaksanakan aktivitas kesehariannya.

Merdeka yang kita peroleh bukan kebahagiaan yang diperoleh dengan cuma-cuma. Ada harga mahal yang dibayar pahlawan dulu. Kita sebagai warga negara Indonesia berkewajiban memberikan warna yang indah untuk Indonesia. Mengisi hari-hari setelah Proklamasi digaungkan, dengan hal-hal yang membawa dampak positif untuk diri sendiri dan negara. Hal ini tak lain sebagai wujud syukur atas nikmat merdeka.

Amanat Pembina Upacara

Amanat Pembina Upacara dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun Ke-78 Republik Indonesia di Pondok Pesantren Assalafi Al Fithrah Surabaya disampaikan oleh KetuaPondok, Ust. Ahmad Kunawi, M.Pd.

“Pada hari ini kita melaksanakan upacara memperingati tujuh belas Agustus 2023 guna memperingati jasa para pahlawan yang telah berjuang melawan penjajah. Hari ini, 78 tahun yang lalu, merah putih berkibar dan lagu kebangsaan dilantunkan di bumi pertiwi. Sebagai tanda bahwa tanah air Indonesia telah merdeka,” sambut Ust.  Ahmad Kunawi, Ketua ponpes Al Fithrah.

“Kita, keluarga besar Pondok Pesantren Assalafi Al Fithrah memperingatinya dengan upacara kemerdekaan Indonesia.Ini sesuai dengan  yang dianjurkan guru kita, Hadlratusy Syaikh Romo KH. Ahmad Asrori al-Ishaqy. Artinya, kehadiran kita memperingati hari kemerdekaan Indonesia ini juga adalah dalam rangka nderek aken dawuh Beliau Hadlratusy Syaikh Romo KH. Ahmad Asrori Al-Ishaqi,” sambung beliau.

Sebagaimana diketahui, tema hari kemerdekaan ke-78 kali ini adalah “terus melaju untuk Indonesia maju”, maka sudah seyogianya bagi kita untuk memperdalam ilmu pengetahuan. Perlu untuk belajar, belajar dan belajar.

“Kemerdekaan yang kita peroleh ini adalah juga adalah berkat para kiyai, para ulama, para santri. Hadlratusy Syaikh KH. Hasyim Asy’ari misalnya. Dengan resolusi jihadnya adalah figure utama yang membakar semangat Bung Tomo dan arek-arek Suroboyo dalam pertempuran di Surabaya,” tambah beliau lagi.

Jauh sebelum itu, peran para ulama untuk kemerdekaan Indonesia tak terhitung jumlahnya. Mereka berjuang bukan hanya harta, melainkan juga nyawanya. Di antaranya ada Sultan Agung, Pangeran Diponegoro, Tuanku Imam Bonjol, dan para pahlawan yang namanya belum sempat tercatat sejarah. Demikian disampaikan dalam amanat pembina upacara.

Memaknai Hari Kemerdekaan

Santri diharap bisa memaknai hari kemerdekaan negerinya. Hari kemerdekaan bukan hanya rutinitas saja. Para santri bukan hanya berpanas ria ketika mengikuti upacara bendera. Mereka diharap membawa oleh-oleh perubahan ke arah yang lebih baik setelahnya.

Sebagai santri, tugas memaknai hari kemerdekaan Indonesia bisa dengan belajar, belajar dan belajar. Kemerdekaan yang telah diwariskan para pahlawan ini tidak sia-sia. Para santri diharapkan mampu meniru para pendahulunya.

Para santri dulu mampu menjadi garda terdepan dalam memperjuangkan kemerdekaan. Para santri hari ini diharapkan mampu memaknai hari kemerdekaan dengan menjaga keutuhan bangsa dan negara.

Menjaga keutuhan bangsa dan negara bisa dilakukan dengan rela berkorban demi kepentingan bangsa dan negara. Belajar yang rajin, tidak sering bolos, sehingga kelak sepulang nanti akan menjadi manusia yang benar-benar berguna.

Memaknai hari kemerdekaan bisa dilakukan dengan menjaga semangat persatuan dan kesatuan. Saling menghormati antar sesama santri dari manapun asalnya.

Formasi Garuda dalam Upacara bendera di Al Fithrah

Formasi garuda nampak terbentuk ketika upacara bendera di Al Fithrah Surabaya. Upacara bendera memperingati hari kemerdekaan di Al Fithrah tahun ini membentuk gambar garuda yang membentangkan sayapnya.

Setiap tahunnya, para santri paskibraka ini menampilkan formasi yang berbeda. Para santri yang tergabung dalam team paskibraka ini sudah berlatih sejak akhir bulan Juli lalu. Mereka adalah para santri terpilih yang tersaring dari seratusan santri.

Mereka telah siang malam berlatih untuk kesuksesan pelaksanaan upacara bendera di Al Fithrah. Garuda mewakili semangat mereka. Semangat santri Al Fithrah secara keseluruhan. Bahkan semangat seluruh rakyat Indonesia.

Garuda adalah simbol kebersamaan. Kekohonan dalam persatuan. Garuda mewakili bhinneka tunggal ika. Berbeda-beda tetapi tetap satu jua. Selamat Hari Ulang Tahun ke-78 Republik Indonesia. Mari bersama-sama melaju untuk Indonesia yang lebih maju.

Semoga segenap doa terbaik yang dilantunkan hari ini menjadi sebab sentosa, damai dan sejahteranya Indonesia. Amin.

mz/dfn

Jurnal Putih Ma’had Aly Al Fithrah Surabaya Raih Akreditasi Sinta 5

Ma’had Aly Al Fithrah Surabaya kembali menorehkan prestasi dalam Bidang Akademik. Kali ini, jurnal Putih Ma’had Aly (MAY) Al Fithrah mulai dari Vol. 06, No. 1 tahun 2021 sampai Vol. 10 No. 2 tahun 2025 meraih akreditasi Science and Technology Index (Sinta) 5 dari Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (No. 79/E/KPT/2023) periode I Tahun 2023 (24/07/2023).

Tercatat, jurnal Putih Ma’had Aly Al Fithrah merupakan salah satu jurnal yang paling tua. Selisih satu tahun dengan jurnal Nabawi Ma’had Aly Hasyim Asy’ari, Tebuireng. Sedangkan Ma’had Aly lain di Jawa Timur, seperti Salafiyah Situbondo dan Lirboyo masih fokus pada penerjemahan dan penerbitan kitab dan buku. Informasi ini berdasarkan Halaqoh Penguatan Jejaring Media dan Layanan Bagi Penyelenggara Pendidikan Al-Qur’an (5-7/12/2022).

Tak dapat dipungkiri, jurnal Putih merupakan jurnal pesantren yang pertama kali meraih akreditasi Sinta. Sehingga, hal ini menunjukkan, Ma’had Aly atau perguruan tinggi yang berbasis pesantren pada dasarnya memiliki nilai riset dan penelitian yang tinggi. Oleh karenanya, perlu untuk terus dikembangkan dengan menyesuaikan perkembangan dan tantangan zaman yang semakin kompleks.

Ditemui di kantor Ma’had Aly Al Fithrah Surabaya, Ust. Ahmad Imam Bashori M.Th.I, Mudir Ma’had Aly Al Fithrah beserta jajarannya merasa bangga atas capaian yang diperoleh jurnal Putih. Ia menyampaikan bahwa jurnal Putih yang berada di bawah naungan LPPM Ma’had Aly Al Fithrah ini harus terus dikembangkan dan melakukan upaya perbaikan dalam aspek pengelolaan jurnal agar dapat terakreditasi dan naik peringkat.

“Alhamdulillah, jurnal (Putih) Ma’had Aly Al Fithrah saat ini sudah meraih akreditasi Sinta 5 dan menjadi jurnal pesantren pertama yang telah terakreditasi. Kedepannya, jurnal Ma’had Aly Al Fithrah harus terus melakukan evaluasi pada manajemen jurnal. Mulai dari segi OJS (Online Journal Sistem), pengajuan ISSN serta pelatihan terhadap kualitas artikel jurnal dan juga kepada editor jurnal,” terang Ust. Abbas, panggilan akrab beliau.

Ketua LPPM Ma’had Aly Al-Fithrah, Ust. M. Abdullah Bahanan, M.Pd. menyampaikan agar jurnal Putih tidak berhenti pada akreditasi Sinta 5, namun terus berkembang hingga mencapai peringkat Sinta 3, bahkan menjadi jurnal yang terindeks Scopus.

“Proses Panjang yang kami lalui, syukur Alhamdulillah untuk jurnal Putih saat ini sudah terakreditasi Sinta 5. Harapan untuk kedepannya jurnal Ma’had Aly lebih aktif lagi dan harapan besarnya bisa terideks Scopus. Juga, menjadi teladan perguruan tinggi berbasis pesantren lainnya,” ujar Ust. Abdullah.

lh/dfn

Silaturrahmi Wali Santri Baru (2): Pesan Dari Keluarga Ndalem

Acara kemudian dilanjutkan dengan sambutan keluarga Ndalem ponpes Al Fithrah. KH. Muhammad Husni Mubarok, suami dari Nyai Saviera binti KH. Achmad Asrori al-Ishaqy, mewakili keluarga Ndalem menyampaikan sambutan ini.

“Semoga adik-adik semua, anak-anakku semua, semoga semuanya kerasan. Semoga semuanya diberikan kemudahan di dalam menuntut ilmu, di dalam memahami ilmu. Dan kelak ketika keluar dari Pondok Assalafi Al Fithrah panjenengan Semua menjadi orang-orang yang bermanfaat di tengah-tengah masyarakat Amin Amin Allahumma Amin,” do’a Kiai Husni di pembukaan sambutannya.

Kiai Husni menyampaikan bahwa segala nikma dari Allah Swt harus disyukuri tidak hanya dengan berucap Alhamdulillah tadi juga meningkatkan ibadah kepadaNya. Dan, diantara nikmat yang didapat oleh wali santri di hari ini adalah bersedianya putra-putra mereka untuk menjadi santri di ponpes Al Fithrah.

“Adek-adekku anak-anakku sekalian manfaatkan waktu yang adik-adik saat ini jalani menjadi seorang santri itu tidak semua orang mendapatkan nikmat itu yang mendapatkan nikmat itu hanya orang-orang yang dipilih oleh Allah subhanahu wa ta’ala,” pesan Kiai Husni pada para santri.

Kiai Husni juga berpesan kepada para santri, untuk benar-benar memanfaatkan waktunya selama di pesantren. Beliau mengutip maqalah Ulama, “kesempatan itu sering begitu cepat berlalu.” Beliau juga mengutip dawuh Guru beliau, “keraslah kepada dirimu ketika engkau masih muda, maka kelak Ketika engkau sudah dewasa dunia akan lunak kepadamu.”

Kiai Husni menyampaikan, di zaman pesebaran informasi dan media yang mudah diakses, rawan bagi manusia untuk terjebak di dalamnya. Pesantren menjadi jawaban atas itu. Santri yang belajar agama di pesantren akan mengetahui mana perkara halal dan haram, bagaimana cara beribadah yang benar.

Menutup sambutannya Kiai Husni menyampaikan Kunci keberhasilan seorang santri dibutuhkan keseriusan dari tiga pihak. “Yang pertama adalah santrine tekun Pak. Santrine tekun. Karena ilmu niku tidak akan bisa didapat, kecuali dengan belajar. Mboten wonten tiang turu terus tiba-tiba alim, mboten wonten” terang Kiai Husni.

“Yang kedua, orang tuanya tekun. Maksude orang tuanya tekun nopo?  Nopo nderek belajar? Nggeh mboten. Tekun dalam mensupport putra-putri kita dalam berproses belajar di pondok pesantren Assalafi Al Fithrah,” lanjut Kiai Husni. Support atau dukungan wali santri kepada santri tidak hanya berupa pembiayaan, tapi juga dengan do’a-do’a untuk putra-putrinya.

Kiai Husni menyebutkan beberapa nama Ulama’ yang dalam dalam proses belajarnya didukung oleh orang tua mereka. Tidak hanya dukungan biaya tapi juga dukungan do’a yang terpanjat dari para orang tua mereka untuk keberhasilan anak-anak mereka.

“Dan yang ketiga, yang terpenting adalah ketekunan dari guru-gurunya, dari para ustadz-ustadznya,” lanjut Kiai Husni. Beliau menyampaikan ketiga pihak ini harus sama tekun, guna keberhasilan dalam proses belajar. Salah satu saja di antara ketiganya tidak tekun maka kegagalan dalam proses belajar besar terjadi.

Kiai Husni mengakhiri sambutannya dengan mendoakan santri agara diberikan kemudahan dalam proses belajar. Beliau juga menaruh harapan, kelak jika sudah boyong dari ponpes Al Fithrah, para santri bisa melanjutkan dakwah Hadrotusy Syaikh KH. Achmad Asrori al-Ishaqy.

Turut hadir dalam acara ini putra-putri Hadhrotus Syaikh KH. Achmad Asrori Al Ishaqy; Nyai Siera En Nadia dan suami Mas Ahmad Iqbal Yanuardi, Nyai Saviera Es Salavia dan suami KH. Husni Mubarok, Mas Muhammad Nur El Yaqin El Ishaqy, dan Nyai Shella Es Shabarina.

Acara ini ditutup dengan do’a bihaqqil fatihah oleh Ust. Nashiruddin. Setelah acara ditutup, wali santri dan satri bersalaman dengan kelurga Ndalem, pengurus dan asatidz ponpes Al Fithrah.