Liputan

Masa Depan Media Pesantren: Refleksi Talkshow Media Di Acara Multaqo MPJ 2023 (4)

Menyarikan penyampaian para pemateri talkshow di Multaqo MPJ 2023, bahwa pengelola media pesantren punya tantangan dan peluang yang besar untuk merawat dan membesarkan media pesantren. Media pesantren kelak tak hanya sekedar menjadi corong untuk mempromosikan pesantrennya untuk keperluan penerimaan santri baru atau merayakan prestasi-prestasi santri.

Lebih dari itu, media pesantren akan menjadi oase bagi orang-orang yang tidak sempat belajar di pesantren. Mewujudkannya, pengelola media pesantren akan dihadapkan dengan berbagai tantangan. Mulai dari sumber daya manusia hingga peralatan yang mendukung untuk mengelola media pesantren.

Niat berkhidmah untuk Kiai dan mensyiarkan pengetahuan di luar pesantren akan menjadi modal utama dalam mengelola media pesantren. Dengan begitu, konten-konten yang terunggah di media pesantren tidak asal-asalan dibuat. Nilai-nilai pesantren harus tetap menjadi pagar pembatas agar konten tidak liar.

Selain nilai pesantren, keterbacaan dan keterjangkauan konten perlu juga diperhatikan. Pengelola media pesantren dituntut untuk mengupgrade skill dalam membuat dan menjaga mutu konten. Ketidak tersediaan alat dan sumber yang memadai bisa tertutupi jika SDM pengelola media, memiliki kreatifitas memanfaatkan segala fasilitas yang serba terbatas.

Pengetahuan tentang hak cipta juga perlu dipelajari. Mengapa? Karena tidak lucu, pesantren yang lazimnya tempat belajar ajaran agama, yang di antaranya mengharamkan pencurian, malah mencuri konten dari media lain.

Hak cipta juga penting untuk melindungi konten-konten yang sudah susah payah dibuat diambil tanpa izin oleh media lain. Semua itu tentu membutuhkan tim yang kokoh, dan juga relasi yang kuat antar sesama pengelola media pesantren dan juga pihak yang yang juga berkecimpung di dunai permediaan.

Media Pondok Jatim (MPJ), di sini menjadi perekat yang bagus yang menghubungkan pengelola media pesantren di Jawa Timur. Tak hanya itu, MPJ juga memfasilitasi anggotanya untuk belajar lebih dalam tentang media dan hal-hal yang terkait dengannya. Bahkan di tahun 2023 beberapa seminar dan workshop tentang media telah diselenggarakan MPJ.

Tata kelola media juga perlu dipelajari oleh pengelola media pesantren. Mulai dari perencaan, pelaksanaan hingga perngarsipan harus diperhatikan. Tak kalah penting, proses regenerasi harus juga berjalan. Mengingat tak selamanya pengelola media pesantren akan bermukim di pesantrennya.

Akhirnya, media pesantren di masa depan akan mengawal keberadaan pesantren. Mengabarkan pada dunia bahwa pesantren tidak hanya hadir sebagai tempat belajar para santri di dalamnya. Lebih dari itu, lewat media pesantren ajaran-ajaran agama, pemikiran terbaru para Kiai dan santri terutama pada isu-isu baru yang menyeruak akan sampai pada para penjelajah dunia digital.

Masa Depan Media Pesantren: Refleksi Talkshow Media Di Acara Multaqo MPJ 2023 (3)

Pada talkshow yang kedua mas Savic Ali menjelaskan mengenai teknis pengelolaan media. Dalam perkembangan dunia digital, kemampuan untuk mengelola media dengan baik dan bijak menjadi semakin penting. Mengelola media tidak hanya melibatkan produksi dan distribusi konten. Perlu juga diperhatikan dampak sosial, budaya, bahkan politik yang dihasilkan oleh konten tersebut.

Mas Savic menerangkan pengelola media harus memperhatikan beberapa hal penting. Pertama nilai-nilai yang menjadi pondasi pengelola media. Hal ini penting untuk menentukan bagaimana karakter isi kontennya, produksi konten, serta penilaian kontennya dari para ahli.

 Yang kedua yaitu membangun tim yang kokoh. Tim yang kokoh adalah aset berharga. Dengan memahami dinamika internal tim dan menerapkan strategi untuk membangun kekuatan bersama, tim media dapat menjadi lebih responsif, inovatif, dan mampu menghadapi tantangan yang kompleks dalam era digital yang terus berkembang.

Selanjutnya, pengelola media juga harus membangun networking (jaringan)  yang luas dan kuat. Keberadaan jaringan yang luas dapat membawa manfaat besar, mulai dari akses informasi yang lebih luas hingga peluang kolaborasi. Kerja sama dengan individu atau organisasi lain yang bermain di bidang ini dapat meningkatkan kualitas konten dan memperluas jangkauan audiens.

Mas Savic juga mengungkapkan bahwa kekuatan mental pengelola media tidak kalah penting. Dengan mental yang kuat dan menyadari media yang dikelola menebar kemanfaatan, maka pengelola media akan memiliki komitmen dan tekat semangat yang tetap. Tak kalah penting pengelola media harus upgrade diri untuk kreatif, kritis dan inofatif dalam menghadapi media yang terus berkembang.

“Pada dasarnya jalan perjuangan apapun itu tidak mudah dan yang penting tidak (boleh) berhenti. Kita (para santri) memiliki tradisi yang melek media. Jadi insyaAllah kita berada di jalan yang benar,” tutup  Mas Savic dalam sesinya.

Narasumber selanjutnya, Mas Bahrul Ulum membuka sesinya dengan memberi pengetahuan mengenai hak cipta, hak terkait, hak ekonomi dan hak moral. Pentingnya mempelajari hal tersebut untuk menghindari pencurian aset yang terkadang tidak disadari. Selanjutnya ia menjelaskan mengenai strategi marketing media yang efektif ialah dengan membranding media tersebut sesuai dengan trend.

Menurut Mas Bahrul Ulum, media itu terdiri dari banyak rangkaian dan prosesnya tidak akan berhenti.  Polanya dengan evaluasi konten yang sudah dimuat, kepekaan pada isu dan kecenderungan konsumen media sosial, dan berkolaborasi dengan sesama pengelola media.

Masa Depan Media Pesantren: Refleksi Talkshow Media Di Acara Multaqo MPJ 2023 (2)

Dalam talkshow pertama, Mas Candra Malik menyampaikan bahwa dunia digital merupakan bentuk penjajahan terbaru di masa sekarang. Masuk ke dalam dunia digital dibutuhkan nalar kritis dalam menerima dan memfilter beragam informasi. Informasi yang tersebar dalam berbagai media tidak bias dimakan begitu saja.

Memang, idealnya media menyajikan informasi yang tepat dan akurat. Tapi di dunia digital, media bisa dikendalikan perorangan atau golongan untuk menyebar informasi yang sesuai dengan kepentingan mereka. Tak jarang dijumpai media yang menampilkan judul-judul berita yang click bait – mempengaruhi seseorang untuk mengklik -, yang isinya pangah jauh dari judul. Tuntutan rating, juga jadi alasan bagi media untuk menghalalkan cara seperti ini.

Menghadapi fenomena sepeerti ini, Mas Candra Malik menawarkan solusi, berkompetisi yang sehat dalam bermedia di dunia digital. Memperbaiki kualitas dalam penyampaian informasi dan menggaransi keakuratannya sebelum menyebarkannya dalam media di dunia digital. Prinsip dan kaidah jurnalistik dalam penyampaian informasi harus betul dijaga.

“Menulislah sebagai penyunting. Menyuntinglah sebagai pembaca. Membacalah sebagai penulis,” ungkap Mas Candra dalam kesempatan itu. Dengan menumbuh suburkan media-media yang tak hanya sekedar ada di dunia digital, maka media-media yang sering membelokkan fakta, dan hanya sekedar rating akan tenggelam seiring waktu.

Gus Ahmad Kafa mengamini pemaparan Mas Candra Malik. Dalam sesinya, beliau memberi penekanan pada pengelolaan media pesantren. Niat berkhidmah pada Kia dalam mengelola media pesantren perlu ditanamkan sejak awal.  Sehingga pengelola media pesantren perlu memperhatikan mutu dan kualitas konten yang diunggah.

“Santri itu rela rekoso,” tekan Gus Ahmad. Ungkapan ini sangat relate bagi pengelola media pesantren. Tuntutan untuk menjaga mutu dan kualitas konten kadang tidak dibarengi dengan ketersediaan alat yang mendukung. Menghadapi kenyataan ini pengelola media pesantren harus siap. Dengan ketulusan niat dan keuletan dalam memanfaatkan sumber daya dan data yang ada, pengelola media pesantren punya peran besar menyampaikan ajaran-ajaran agama di dunia digital.

Masa Depan Media Pesantren: Refleksi Talkshow Media Di Acara Multaqo MPJ 2023 (1)

Media memiliki peran sentral dalam membentuk dan membimbing masyarakat di era modern. Keberadaannya tidak hanya sebagai penyedia informasi, tetapi juga sebagai pembentuk opini, penggerak perubahan sosial, dan perekat keberagaman. Mengingat urgensi media dalam masyarakat modern, penting bagi pesantren juga mengembangkan medianya dengan baik.

Menyikapi hal ini, Media Pondok Jawa Timur (MPJ) – wadah berkumpulnya para pengelola media pesantren di jawa timur – mengadakan Multaqo Media Pondok Jatim (MMPJ). Multaqo ini merupakan acara yang diselenggarakan setahun sekali.

Seperti yang diungkap oleh Kang Zahro’u, ketua MPJ, Acara ini bertujuan memupuk semangat dan komitmen dalam menumbuh suburkan media pesantren. Juga sebagai wadah kolaborasi untuk memunculkan ide-ide yang segar dalam pengembangkan media pesantren. Dan, acara ini juga sebagai diskusi mencari solusi atas berbagai masalah dan kendala dalam pengelolaan media pesantren.

Multaqo MPJ  2023 diadakan di pondok Al Fattah Kikil dan pondok Termas Pacitan (22-24/12/2023). Acara ini diikuti oleh utusan pengelola media pondok se-Jawa Timur dan delegasi peserta Festival MPJ. Festival yang menjadi ajang unjuk kemampuan dalam menulis, mendisain dan mengambil gambar pengelola media pesantren yang menjadi anggota MPJ.

Talkshow media yang menjadi rangkaian acara Multaqo MPJ 2023, merupakan acara yang menjadi daya tarik tersendiri dalam multaqo edisi ini. Pasalnya narasumber yang dihadirkan punya riwayat dalam dunia media islam yang sangat diperhitungkan. Pertama, Mas Candra Malik, sastrawan muslim, yang juga pernah aktif di Jawa Pos. Kedua, Agus Ahmad Kafabihi, putra KH. Kafabihi Mahrus, Lirboyo.

Narasumber ketiga Mas Savic Ali, founder NU Online dan Islamidotco. Narasumber terakhir Mas Bahrul Ulum, general manager Sosialoka. Keempat narasumber ini mengisi dua sesi talkshow. Sesi pertama, Mas Candra Malik dan Gus Ahmad Kafa. Sesi kedua, Mas Savic Ali dan Mas Bahrul Ulum.

Praktik Rukyatul Hilal Santri Kelas XII PDF Ulya Al Fithrah

Santri kelas XII Pendidikan Diniyah Formal (PDF) Al Fithrah adakan Praktik Rukyatul Hilal Rabu-Kamis (13-14/12/2023) di Wisata Bahari Lamongan (WBL). Praktik ini merupakan lanjutan dari pembelajaran falak hisab awal bulan ephemeris di kelas XII. Selain mendapat materi menghitung awal bulan hijriyah, santri juga mendapat materi mengonversi tanggal dari masehi ke hijriyah dan sebaliknya, serta waktu shalat.

Praktik ini diawali dengan simulasi (11-12/12/2023) di auditorium Pondok Pesantren Assalafi Al Fithrah Surabaya. Dalam simulasi ini, santri diberikan materi tentang apa saja yang perlu disiapkan sebelum pelaksaan rukya. Santri juga mendapat materi tambahan, terkait posisi hilal dan kemungkinan terlihatnya. Dan, santri juga diberikan pengetahuan tentang alat-alat yang biasa dipakai dalam rukyatul hilal Lajnah Falakiyah (LF) Al Fithrah.

Sebelum berangkat, santri juga melakukan ziarah ke maqbarah Hadrotusy Syaikh KH. Ahmad Asrori al-Ishaqy ra, pendiri ponpes Al Fithrah. Sebagai bentuk pamit mohon izin dan berharap praktik rukyat ini terlaksana tanpa kendala. Di perjalanan, santri juga diajak berziarah di maqbarah Syaikh Maulana Ishaq dan Raden Qosim (Sunan Drajat). Dua wali ini masih ada hubungan nasab dengan Kiai Asrori.

Praktik rukyat dilaksanakan dua hari; santri putra di hari Rabu (13/12/2023) dan santri putri di hari kamis (14/12/2023). Praktik ini langsung didampingi oleh Ust. Sulaiman, pengajar falak yang juga peletak pertama pembelajaran falak di ponpes Al Fithrah. Beliau menerangkan hal-hal penting terkait rukyatul hilal. Beliau juga menyampaikan tentang perubahan imkanur rukyat yang terjadi belakangan ini.

Praktik ini juga didampingi tim LF Al Fithrah. Tim LF Al Fithrah diminta panitia praktik ini untuk memandu pelaksaan rukyatul hilal. Tiga tamaya dan satu theodolite digunakan untuk mendukung praktik ini. Empat alat itu juga menjadi daya tarik tersendiri bagi para santri. Beberapa santri mendapat kesempatan untuk mengoperasikan alat. Mereka juga berkesempatan berfoto dengan pose pengoperasikan alat.

151 santri putra dan 141 santri putri mengikuti praktik ini. Selain berziarah dan praktik, santri juga berkesempatan mencoba wahana yang ada di WBL. Meski dalam praktik ini, hilal tidak berhasil terlihat, santri tetap antusias dalam proses pengamatan.

dfn/dfn