Liputan

Al Fithrah Terima Kunjungan Perwakilan 6 Negara Muslim

Sebanyak 15 tokoh muslim dari 6 negara di kawasan Asia dan Afrika didampingi jajaran BKKBN datang ke Pondok Pesantren Assalafi Al Fitrah Surabaya.  Kedatangan ini dalam rangka untuk menimba ilmu terkait pola pengajaran di Pondok Pesantren, khususnya terkait pembelajaran kesehatan reproduksi bagi santri.

15 tokoh muslim ini merupakan bagian dari program SSTC Offline Training on Strategic Partnership Between Government and Muslim Religious Leaders (MRLs) in Reproductive Health, Family, Prevention of Child Marriage an Reducing Stunting.

15 tokoh muslim yang berasal dari Negara Ethiopia, Burundi, Nepal, Malaysia, Filipina dan Myanmar datang untuk belajar tentang Keluarga Berencana (KB) dan penurunan stunting di Indonesia, khususnya Kota Surabaya.

Rabu, 26 Juli 2023 di Pondok Pesantren Al Fitrah, 15 tokoh muslim melihat langsung proses pendidikan dari pengajar (ustadz) ke santri. Dalam sesi Tanya jawab, delegasi dari Somalia bahkan mengaku iri atas sistem pengajaran di Pondok Pesantren di Indonesia.

Pasalnya, di negaranya berlaku sistem sekulerisme yang memisahkan antara agama dengan pemerintahan, meskipun mayoritas warganya adalah muslim. Sehingga tidak ada pengajaran agama dalam pendidikan formal dinegaranya seperti halnya di Indonesia.

Bagi ponpes Al Fithrah ini bukan kali pertama menerima tamu dari luar negeri. Sebelumnya Al FIthrah menerima tamu dari Australia. Selain itu, setiap tahun Al Fithrah akan kerawuhan tamu dari Saudi Arabia, yang menghadiri Haul Akbar Al FIthrah di minggu pertama bulan Sya’ban.

Sumber: @sehatsurabayaku

Al Fithrah Surabaya Terima Kunjungan Persebaya

Mengarungi putaran pertama Liga 1 Indonesia musim 2023/2024, Persebaya sambangi Pondok Pesantren Assalafi Al Fithrah Surabaya (4/7/2023). Rombongan terdiri dari pemain dan official yang dipimpin langsung Coach Aji Santoso.

Mas Muhammad Nur El Yaqin El Ishaqy (Mas Nico) – putra KH. Achmad Asrori Al Ishaqy ra. – menyambut langsung rombongan ini. Tiba saat Maghrib, rombongan langsung menunaikan shalat Maghrib berjama’ah.

Selepas shalat Maghrib, rombongan menuju ke pesarean Kiai Asrori untuk berziarah, bersama membaca tahlil dan do’a. Ketua STAI Al Fithrah Surabaya, Ust. H. Abdur Rosyid memimpin majlis ini. Setelah majlis di pesarean selesai, rombongan diarahkan ke pendopo untuk ramah tamah.

Persebaya di Liga 1

Sembilan partai Liga 1 Indonesia musim 2023/2024 telah digelar sejak Sabtu (1/7/2023) hingga hari Senin (3/7/2023). Alhamdulillah, Persebaya, tim kebanggaan kota Surabaya mendapat kemenangan di laga pertama melawan Persis Solo. Drama 5 gol berlangsung dengan kemenangan 3-2 untuk Persebaya.

Kemenangan yang selain harus tetap dievaluasi juga patut disyukuri. Karena terlepas dari hal yang terjadi di lapangan, kemenangan itu tak bisa dilepas dari pemberian dari Allah Swt. Dengan evaluasi dan syukur yang sudah dilakukan, kemenangan demi kemenangan tentu menjadi harapan yang disemogakan dan diusahakan.

Tetap menjaga ibadah di setiap laga

“Ternyata Aji Santoso adalah sosok yang agamis”, kesan Ust. Rosyid dari Coach Aji Santoso dalam lawatan ini. Pelatih yang juga mantan pemain Persebaya (1995-1999), sudah sejak 2019 didapuk sebagai pelatih klub dengan hijau sebagai warna kebesaran.

Tak hanya melatih fisik dan mental untuk bertanding di Lapangan, Coach Aji juga sangat perhatian pada spiritualitas pemainnya. Ia tak pernah alpa untuk mengingatkan shalat pada pemain yang beragama islam. Bahkan ia sendiri yang menjadi imam jama’ah shalat para pemainnya.

Coach Aji bahkan mengerti bagiamana harusnya menjama’ shalat. Penyelanggaraan Liga 1 yang terpengaruh kondisi geografis Indonesia, membuat klub menempuh jarak yang jauh untuk satu pertandingan. Menimbang ini, pengetahuan tentang menjama’ shalat tentu jadi sangat penting.

Al Fithrah dan Persebaya

Habib Abdullah al-Haddar – Allahu yarhamuhu – pernah bercerita, beliau pernah diajak Kiai Asrori untuk menyaksikan pertandingan Persebaya. Mas Nico sendiri adalah Bonek – sebutan pendukung Persebaya -. Banyak sekali dokumentasi kehadiran beliau dalam pertandingan Persebaya yang bertebaran di media sosial.

Santri Al Fithrah? Tak usah ditanya. Setiap Persebaya bertanding di kandang Surabaya, pengurus wadhifah harus bersiap siaga menjaga santri. Apalagi kalau bukan kabur menonton langsung Persebaya di stadion. Jika pengorbanan mereka untuk melanggar aturan demi menyaksikan Persebaya berlaga tidak disebut cinta? Lalu apa?

Kehadiran Persebaya di Al Fithrah tentu menjadi penawar para santri yang di kitabnya bisa dijumpai tulisan PERSEBAYA SAMPEK KIAMAT. Kehadiran ini tentu harus disikapi bahwa mendukung tak harus hadir di stadion saat laga Persebaya berlangsung. Dukungan berupa do’a juga perlu dipanjatkan.

Biarlah pemain dan official dan yang berlaga di lapangan. Bonek yang menyemangati dari tribun stadion. Dan santri mengudarakan do’a dari pesantren, agar Persebaya mendapat kemenangan.

dfn

Kedatangan Santri Baru Gelombang II: Merawat Harapan

Di tengah laju kehidupan modern yang semakin kompleks, nilai-nilai agama dan pendidikan Islam masih menjadi perhatian bagi sebagian besar masyarakat Indonesia. Hal ini dibuktikan dengan masih banyaknya orang tua yang menitipkan anaknya di pesantren. Lembaga pendidikan yang lazimnya menekankan pada pembelajaran dan praktik ritual agama islam.

Di tengah riuhnya berita dan fakta-fakta temuan yang menyudutkan pesantren, orang tua yang hendak menitipkan anaknya di pesantren, dituntut untuk memilah dan memilih pesantren tujuan. Harapan, agar anak-anak mereka nantinya mendapat pengetahuan agama Islam yang benar sekaligus mempraktikannya dengan benar.

Ponpes Al Fithrah, pesantren yang didirikan oleh KH. Achmad Asrori al Ishaqy, masih mendapat kepercayaan orang tua untuk memondokkan putra-putri mereka. Pesantren dengan rumusan pendidikan 70% materi keagamaan dan wadhifah yaumiyah yang sudah dituntunkan oleh Kiai Asrori.

Pendaftaran santri baru, dibuka sampai tiga gelombang. Dan, Rabu 2 Dzuhijjah 1444 H. / 21 Juni 2023 M. kedatangan santri gelombang ke dua dilaksanakan. Total 388 santri baru dilepas keluarganya untuk menjalani kehidupan di ponpes Al Fithrah, setidaknya sampai mereka menyelesaikan satu tingkatan pendidikan.

Tampak rasa campur aduk yang terlihat dari ekspresi wajah santri, orang tua dan para pengantar. Di satu sisi ada rasa bahagia karena melepas anak untuk belajar agama yang juga merupakan bagian dari perintah agama itu sendiri. Di sisi lain, ada kesedihan yang tergambar, perpisahan anak dan orang tua untuk waktu yang lama untuk pertama kalinya.

Kesedihan itu harus mereka redam dengan harapan yang mereka semogakan. Harapan kelak anaknya akan memiliki keimanan yang kuat, pengetahuan agama yang mendalam, serta kualitas kepribadian yang mulia. Harapan yang juga mereka panjatkan ketika berziarah di makbarah Kiai Asrori.

Sosok Kiai Asrori menjadi satu dari sekian alasan orang tua menitipkan anaknya di Al Fithrah. Beliau sering menyampaikan agar para orang tua sering mengajak anak-anaknya untuk ikut dalam majlis orang-orang saleh. Di Al Fithrah majlis-majlis itu terselanggara secara istiqomah, mulai dari yang mingguan, bulanan hingga tahunan.

Orang tua berharap dengan keikutsertaan anak dalam majlis-majlis ini, bisa membawa keberkahan bagi anak di pesantren dan orang tua di rumah. Dengan komposisi pendidikan dan beragam majlis yang diselenggarakan, orang tua yakin  Al Fithrah sebagai tempat yang tepat merawat harapan itu.

(ahm/dfn)

Kedatangan Santri Baru Al Fithrah Gelombang I

Gelombang pertama kedatangan santri baru Pondok Pesantren Assalafi Al Fithrah tiba juga. Setelah rangkaian proses pendaftaran, tes akademik dan non akademik yang memakan waktu nyaris tiga bulan, santri baru resmi bermukim di pondok yang didirikan oleh Hadrotusy Syaikh KH. Achmad Asrori al-Ishaqy ra.

Kedatangan santri baru dari berbagai daerah membuat suasana di sekitar pondok menjadi riuh. Mereka bersama keluarga mereka, dengan barang bawaan yang mereka kemas dalam tas atupun koper. Perasaan campur aduk sekilas tampak di wajah mereka. Beberapa dari mereka terlihat gugup, sementara yang lain tampak bersemangat dan penuh antusiasme.

Tanggal 18 Dzulqo’dah 1444 H bertepatan dengan tanggal 7 Juni 2023, akan dicatat oleh santri baru yang datang di gelombang pertama. Hari mereka menjadi bagian dari keluarga besar Al Fithrah. Pondok yang mereka dan orang tua mereka pilih untuk sebagai tempat menempa keilmuan dan kerohanian.

Setiba di pondok, santri baru dan keluarga mereka disambut oleh asatidz  dan panitia PSB. Mereka diarahkan langsung ke auditorium pondok untuk diberikan pengarahan tentang aturan dan tata tertib pondok. Selesai mendapat pengarahan kemudian diarahkan ke Maqbarah sebelum mereka dipasrahkan oleh orang tua atau wali pada sesepuh pondok.

Pemasrahan merupakan tradisi pesantren salaf. Dimana orang tua atau wali santri menitipkan secara penuh anaknya untuk dididik, dibimbing dan patuh terhadap aturan dan tata tertib pondok. Di sesi ini biasanya sesepuh pondok juga menyampaikan anjuran yang hendaknya dilakukan oleh orang tua selama anaknya berada di pondok.

 Setelah melewati sesi ini mereka diarahkan ke kamar masing-masing. Kemudian diterima oleh ketua kamar. Ketua kamar akan menjelaskan tentang tata tertib selama di kamar, dan memberikan kunci loker. Loker yang ukurannya tak lebih dari panjang, lebar dan tinggi 50 cm akan menjadi tempat santri baru untuk menyimpan pakaian.

“Pada tahun ini, sejumlah 517 santri baru, baik putra maupun putri telah mendaftar dan siap untuk belajar, menimba ilmu dan berkhidmah di Pondok. Gelombang pertama diketahui terdapat 171 santri, dan sisanya akan masuk pada gelombang II dan III,” kata Ust. Muhlis, selaku  ketua PSB Al Fithrah tahun ajaran 1444-1445 H. / 2023-2024 M.

Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, pada tahun ini, tes akademik dan non akademik telah dilaksanakan sebelum kedatangan santri di pondok. Hasil dari tes akademik  menentukan santri tersebut masuk langsung ke jenjang pendidikan regular atau masih harus berlajar di jenjang persiapan (Isti’dad).

Proses adaptasi menjadi santri baru di pondok memang tidaklah mudah. Namun hal ini akan menjadi pengalaman pembelajaran mereka. Harapannya, santri baru dapat menjalani kehidupan di  Al Fithrah ini dengan disiplin dan semangat tinggi. Baik dalam menuntut ilmu dan melaksanakan wadhifah sehari-hari.

(ahm/dfn)

61 Santri Al Fithrah Mengikuti MQK Tingkat Jawa Timur

61 santri Al Fithrah tercatat sebagai peserta mewakili kota Surabaya dalam Musabaqah Qira’atil Kutub (MQK) tingkat Jawa Timur. Perlombaan Baca Kitab ini diselanggarakan di Pondok Pesantren Amanatul Ummah, Mojokerto 5-7 Juni 2023. 21 bidang dilombakan di marhalah Ula, Wustha, Ulya, dan Ma’had ‘Aly.

Melibatkan Ustadz yang memang ahli di bidangnya, dan tenaga muda lulusan Ma’had Ay, 61 santri mendapat bimbingan khusus. Beberapa kitab yang dimusabaqahkan memang tidak menjadi bahan ajar di Al Fithrah. Sehingga beberapa santri terkesan asing dengan kitab yang akan mereka baca.

Persiapan yang dilakukan oleh santri Al Fithrah juga boleh dibilang amat singkat. Mulai dari seleksi santri PDF Wustha, PDF Ulya, dan Ma’had Aly hingga proses penggemblengan dilakukan nyaris kurang dari 1 bulan.

Meski demikian, santri Al Fithrah yang mewakili Surabaya, tidak pulang dengan tangan hampa. Dilansir dari Surat Keputusan Kepala Kantor Kemenag Jawa Timur No. 574 Tahun 2023, ada nama-nama santri Al Fithrah yang berhasil menyabet juara.

Kafi Mubarok meraih juara 3 bidang Tauhid di Marhalah Ula. Imarah Vania Rahmawati  meraih juara 3 bidang Tarikh di Marhalah Ulya. Azurah, Kinesti Auliya Putri, Isyafa Ramadani, Nihayatusyifa, Alfia Maisya Zainatun Najah meraih juara 2 bidang Lalaran Alfiyah di Marhalah Ulya.

Raihan ini tentu harus mendapat apresiasi. Jika mengingat persiapan yang terkesan alakadarnya, raihan ini tentu bisa menjadi bahan evaluasi untuk MKQ di edisi yang akan datang. Walupun raihan ini tak mengantarkan mereka untuk berlaga di MKQ tingkat Nasional.

Kemenag Surabaya juga ikut berperan aktif atas keikutsertaan santri Al Fithrah dalam MKQ tingkat Jatim edisi ini. Mulai dari menyiapkan transportasi  berupa dua bus dan dua elf. Dan, sebelum keberangkatan ke Mojokerto, diadakan juga pelepasan oleh Kankemenag Surabaya di Aula Kemenag Sby. Utusan dari Kemenag Surabaya juga mendampingi dari pemberangkatan, selama di lokasi musabaqah hingga proses kepulangan.

Selanjutnya, terimakasih untuk semua santri dan ustadz yang terlibat dalam MQK tingkat Jatim edisi ini. Selamat atas raihan prestasi yang disumbangkan.

(dfn)